Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Provinsi Aceh menggelar kegiatan Pendidikan Pra Nikah bagi calon pengantin dan remaja usia nikah, sekaligus melantik pengurus BP4 Kota Banda Aceh Periode 2025–2030, Sabtu (13/9/2025). Kegiatan berlangsung di Aula Kanwil Kemenag Provinsi Aceh dengan mengusung tema “Membina Keluarga Islami, Meraih Sakinah, Mawaddah, Warahmah.”
Pendidikan pra nikah merupakan
program pembekalan bagi calon pengantin maupun remaja yang telah memasuki usia
siap menikah. Tujuannya untuk memberikan pemahaman, wawasan, serta keterampilan
hidup berumah tangga agar pernikahan dapat terjalin kokoh, harmonis, dan sesuai
tuntunan agama serta norma sosial.
Ketua Panitia, Dr. H. Khairuddin,
S.Ag., MA, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti 50 peserta
yang terbagi dalam dua kelompok, yakni calon pengantin yang segera
melangsungkan pernikahan dan remaja usia nikah yang belum mendaftar di KUA.
“Negara yang kokoh lahir dari keluarga yang utuh. Sebaliknya, keluarga yang
berantakan akan menyeret bangsa menuju keruntuhan. Karena itu, pembinaan sejak
dini sangat penting,” tegas Khairuddin.
Selanjutnya pelantikan pengurus BP4 Kota Banda
Aceh dilakukan langsung oleh Ketua BP4 Provinsi Aceh, Dr. H. Abdul Gani Isa,
SH., M.Ag.
Acara dibuka secara resmi oleh
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs. H. Azhari, M.Si. Dalam sambutannya,
ia menekankan bahwa pendidikan pra nikah diharapkan mampu memberi pencerahan
bagi peserta agar lebih siap dan tidak ragu dalam memasuki jenjang pernikahan.
“Kementerian Agama melalui Bimas Islam, baik di tingkat provinsi,
kabupaten/kota, hingga KUA kecamatan, akan terus menindaklanjuti pembinaan ini.
BP4 menjadi ujung tombak dalam membimbing calon pengantin dan remaja usia
nikah,” ujar Azhari.
Ia menambahkan, penyuluhan tidak
hanya menyampaikan hal-hal manis, tetapi juga realitas pahit yang sering
dihadapi rumah tangga. Hal ini penting mengingat semakin maraknya persoalan
keluarga, seperti tingginya angka perceraian, masalah ekonomi, KDRT, perselingkuhan,
hingga penyalahgunaan narkoba.
“Kita tidak sedang membicarakan
tingginya angka perceraian, tetapi bagaimana mencegahnya melalui pendekatan
keagamaan. Jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam keluarga,
laporkan ke KUA dan BP4 agar dapat dibantu mencari jalan keluarnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Azhari mengajak seluruh pihak untuk memperkuat
kerja sama dengan berbagai instansi dan lembaga, di antaranya melalui program
kolaborasi bersama Baitul Mal yang telah dilakukan untuk mendukung usaha kecil
keluarga, serta berbagai program kemitraan lainnya.
Acara berlangsung khidmat dengan semangat kebersamaan. Kehadiran BP4
diharapkan dapat menjadi mitra strategis dalam mewujudkan keluarga sakinah,
mawaddah, warahmah serta menekan angka perceraian, khususnya di Banda Aceh dan
secara umum di Aceh.