Jakarta, Kamis 11 September 2025 – Menteri Agama Republik Indonesia secara resmi melepas 19 Kader Ulama Masjid Istiqlal dalam sebuah acara yang berlangsung di Aula VVIP Masjid Istiqlal, Jakarta.
Para kader ulama tersebut akan mengikuti program penguatan kelimuan keulamaan di luar negeri dengan tujuan ke Amerika Serikat, Mesir, dan Maroko. Program ini dirancang untuk memperluas wawasan keilmuan Islam, memperkuat jejaring global, serta meneguhkan peran ulama muda Indonesia di tingkat internasional.
Dalam sambutannya, Menteri Agama menegaskan pentingnya peran ulama muda dalam membawa misi moderasi beragama.
“Program ini adalah investasi jangka panjang bagi peradaban Islam di Indonesia. Kami berharap para kader ulama Masjid Istiqlal dapat menjadi duta bangsa, membawa pesan moderasi beragama, toleransi, dan kedamaian, serta memperkenalkan wajah Islam Indonesia yang ramah dan terbuka di kancah internasional,” ujar Menteri Agama.
Husni Abdul Malik, Pengurus Pusat APRI, Turut Diberangkatkan
Salah satu dari 19 kader ulama yang diberangkatkan adalah Husni Abdul Malik, yang juga menjabat sebagai Pengurus Pusat APRI (Asosiasi Penghulu Republik Indonesia). Keikutsertaannya menjadi kebanggaan tersendiri karena kiprahnya tidak hanya di Masjid Istiqlal, tetapi juga dalam mengembangkan profesionalitas penghulu di tingkat nasional.
Dalam keterangannya, Husni menyampaikan rasa syukur atas kesempatan tersebut.
“Kesempatan ini sangat berharga, bukan hanya untuk memperdalam khazanah keilmuan Islam, tetapi juga memperluas perspektif tentang praktik kehidupan beragama dalam konteks global. Semoga pengalaman ini bisa menjadi bekal dalam meningkatkan kualitas dakwah, pendidikan, dan pelayanan keagamaan di tanah air,” ujarnya.
Tujuan Strategis Program
Program pengiriman kader ulama Masjid Istiqlal ke luar negeri diarahkan pada beberapa tujuan strategis, antara lain:
Penguatan Kapasitas Keilmuan melalui studi intensif di pusat-pusat intelektual Islam dunia, khususnya Mesir dan Maroko.
Pertukaran Ilmu dan Budaya dengan komunitas Muslim minoritas di Amerika Serikat, sekaligus memahami praktik multikulturalisme.
Pemberdayaan Ulama Muda agar lebih adaptif terhadap tantangan zaman, moderat, dan visioner dalam memimpin masyarakat.
Penguatan Diplomasi Islam Indonesia untuk mempertegas posisi Indonesia sebagai model Islam yang damai, toleran, dan inklusif.
Harapan Kementerian Agama
Kementerian Agama berharap, setelah kembali ke tanah air, para kader ulama ini dapat mengabdikan diri di masyarakat dengan membawa gagasan segar, praktik moderasi beragama, serta jejaring global yang bermanfaat bagi bangsa.
Program ini direncanakan akan berlanjut secara berkala sebagai strategi pengembangan sumber daya manusia di bidang keulamaan.