Panyabungan Timur, (Humas). Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Panyabungan Timur menggelar kegiatan Sosialisasi Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dan Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (GAS) di Aula Balai Desa Parmompang, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, (17/07), bekerja sama dengan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PL KB) dan Pemerintah Kecamatan Panyabungan Timur.
Dalam acara ini, Kepala KUA sekaligus Penghulu Panyabungan Timur, Aman, S.Ag, hadir sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya peran ayah dalam keluarga sebagai pemimpin, pendidik, dan teladan bagi anak-anak. Namun, menurutnya, masih banyak ayah yang belum sepenuhnya menjalankan fungsinya secara optimal dalam rumah tangga.
"Gerakan Ayah Teladan Indonesia bertujuan meningkatkan kesadaran para ayah untuk lebih terlibat dalam mendidik anak, membangun kedekatan emosional, dan menjadi figur positif dalam keluarga," ujar Aman di hadapan peserta yang terdiri dari kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta kader PL KB.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Ayah Teladan Indonesia juga memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan dan melengkapi dokumen penting keluarga, seperti Buku Nikah, KTP, dan Kartu Keluarga (KK). Kelengkapan dokumen ini tidak hanya penting untuk administrasi, tetapi juga sebagai bentuk perlindungan hukum dan kejelasan status bagi anak dan istri.
Sementara itu, materi mengenai Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (GAS) juga menjadi bagian penting dari sosialisasi ini. Para peserta diingatkan bahwa pencatatan pernikahan secara resmi di KUA merupakan bagian dari kewajiban hukum dan agama yang memberikan jaminan kepastian hukum bagi pasangan suami-istri, terutama bagi hak-hak istri dan anak di masa mendatang.

Fasilitator kegiatan ini berasal dari Kepala KUA Panyabungan Timur (Penghulu) dan unsur PL KB Kecamatan, yang menyampaikan materi secara bergantian dan interaktif.
Acara berlangsung dengan lancar dan antusiasme peserta cukup tinggi. Kegiatan ini ditutup dengan harapan bersama agar setelah sosialisasi ini, akan tumbuh figur-figur Ayah Teladan di tengah masyarakat, yang tidak hanya bertanggung jawab secara ekonomi, tetapi juga hadir dalam kehidupan anak-anak secara utuh—baik secara emosional, spiritual, maupun administratif. (MHS/AM)