Manisak, (Humas). Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Ranto Baek, Khoirul Saleh, menghadiri acara pertemuan lintas sektoral yang diadakan di Puskesmas Ranto Baek. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas dan mempercepat upaya penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) di wilayah Kecamatan Ranto Baek. Kehadiran Plt KUA ini menunjukkan komitmen KUA sebagai salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Agama yang tidak hanya berfokus pada layanan keagamaan, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai unit di bawah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam), KUA memiliki fungsi strategis untuk menjalin kerja sama lintas sektoral dalam mewujudkan visi dan misi Kementerian Agama. Dalam konteks ini, Khoirul Saleh terus berinovasi untuk mengimplementasikan pembangunan keagamaan secara holistik di Ranto Baek. Ia menyadari bahwa pencapaian tujuan tersebut memerlukan kolaborasi yang solid, baik secara internal maupun dengan berbagai instansi lain di luar Kementerian Agama.
Dalam acara yang berlangsung pada 22 September 2025 ini, fokus utama pembahasan adalah strategi percepatan penanggulangan TBC. Penyakit TBC masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang membutuhkan penanganan terpadu. KUA Ranto Baek, melalui perannya, diharapkan dapat membantu menyebarkan informasi dan edukasi tentang pencegahan dan pengobatan TBC kepada masyarakat, terutama melalui tokoh-tokoh agama dan kegiatan keagamaan.
Pertemuan penting ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh kunci di Kecamatan Ranto Baek. Selain Plt KUA, turut hadir juga Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) yang terdiri dari unsur TNI, Polri, dan pemerintah kecamatan. Kehadiran mereka menunjukkan sinergi antarlembaga yang kuat untuk mengatasi isu-isu krusial di tingkat kecamatan. Selain itu, seluruh kepala desa di Ranto Baek juga hadir, memastikan informasi dan program yang dibahas dapat diteruskan hingga ke tingkat desa.
Para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Puskesmas Ranto Baek juga terlihat aktif dalam diskusi, memaparkan data dan tantangan yang dihadapi dalam upaya penanggulangan TBC. Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana berbagai sektor, mulai dari keagamaan, pemerintahan, hingga kesehatan, dapat bersatu padu untuk menyelesaikan masalah bersama. Keterlibatan KUA dalam isu kesehatan ini menegaskan bahwa KUA tidak hanya mengurus pernikahan atau haji, tetapi juga masalah-masalah sosial lainnya.
Khoirul Saleh berharap, melalui kerja sama ini, upaya penanggulangan TBC di Ranto Baek dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Partisipasi KUA dalam kegiatan lintas sektoral seperti ini akan terus ditingkatkan guna mendukung program-program pemerintah di bidang lain. Hal ini sejalan dengan fungsi KUA sebagai garda terdepan Kementerian Agama dalam melayani masyarakat dan menjembatani kepentingan umat dengan program-program pembangunan. (MHS/KS)