Pengukuhan Pengurus APRI Kabupaten/Kota Magelang Masa Bakti 2025–2029 Berlangsung Khidmat di Pesona Ketep
Daerah

Pengukuhan Pengurus APRI Kabupaten/Kota Magelang Masa Bakti 2025–2029 Berlangsung Khidmat di Pesona Ketep

  29 Jul 2025 |   80 |   Penulis : Biro Humas APRI Jawa Tengah|   Publisher : Biro Humas APRI Jawa Tengah

Magelang, 29 Juli 2025 — Bertempat di Pesona Ketep, Sawangan, Kabupaten Magelang, prosesi Pengukuhan Pengurus Cabang Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Kabupaten/Kota Magelang Masa Bakti 2025–2029 berlangsung dengan penuh kekhidmatan dan semangat kebersamaan.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Magelang, Kepala Kemenag Kota Magelang, Kasi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Magelang, Pengurus Wilayah APRI Jawa Tengah, serta para penghulu dari seluruh wilayah Kabupaten dan Kota Magelang.

Rangkaian dimulai dengan prosesi pengukuhan resmi yang dilakukan oleh Kepala Kankemenag Kabupaten Magelang. Suasana menjadi sangat mengharukan ketika seluruh hadirin bersama-sama menyanyikan lagu Bagimu Negeri dengan penuh penghayatan, menguatkan makna pengabdian dan dedikasi para penghulu dalam melayani umat.

Usai prosesi, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua APRI Magelang terpilih, Bapak Ikhwan Widhiantara. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas amanah yang diberikan. Ia menyebut bahwa APRI Magelang menjadi satu-satunya cabang di Jawa Tengah yang menghimpun anggota dari dua wilayah administratif, yakni Kabupaten dan Kota Magelang. Menurutnya, kondisi ini adalah peluang besar untuk membangun kekuatan bersama dalam membentuk karakter penghulu yang tangguh, profesional, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua PW APRI Jawa Tengah, Bapak Sugiyanto, yang mengungkapkan rasa bangga atas terbentuknya kepengurusan baru di Magelang. Ia menegaskan bahwa potensi penghulu ke depan sangat besar, dan sudah seharusnya dikelola dengan baik melalui peningkatan kompetensi serta peneguhan integritas. Dalam sambutannya, ia menyampaikan kembali pesan dari Dirjen Bimas Islam yang disampaikan saat pengukuhan PW APRI Jawa Tengah: bahwa generasi penghulu saat ini harus dimanfaatkan secara optimal sebagai ujung tombak layanan keagamaan yang bermartabat.

Turut memberikan sambutan adalah Kepala Kankemenag Kabupaten Magelang, yang dikenal memiliki latar belakang sebagai penghulu. Dalam suasana yang hangat, ia menyampaikan rasa bangga dan harapan besar terhadap APRI Magelang. Beliau mengajak para penghulu untuk terus menjaga semangat program-program prioritas seperti Gerakan Akselerasi Pencatatan Nikah dan Wakaf (GAS) sebagai bagian dari penguatan layanan publik yang responsif dan humanis. Dalam refleksinya, ia juga menyinggung pentingnya kesiapan para penghulu dalam menghadapi pergeseran zaman, perubahan sosial, dan dinamika keagamaan, dengan menyadari bahwa kehidupan ini berjalan dalam siklus yang terus berputar.

Lebih lanjut, beliau membagikan renungan mendalam tentang tantangan global yang kini muncul dalam bentuk persaingan ideologi, pertarungan narasi keilmuan, serta tuntutan atas tanggung jawab sosial. Menurutnya, penghulu masa kini tak hanya cukup paham soal administrasi, tetapi juga harus peka terhadap perubahan sosial dan budaya masyarakat. Dengan menyisipkan filosofi seperti “Butterfly Effect” dan “Kurikulum Cinta”, beliau mengajak para penghulu untuk bekerja dengan hati dan empati. Beliau juga mengangkat nilai-nilai dari pohon singkong sebagai simbol ketangguhan dan manfaat, yang relevan dalam membangun pribadi penghulu yang kokoh, bersahaja, namun tetap profesional.

Sebagai penutup, Kepala Kankemenag Kota Magelang juga menyampaikan sambutan yang tak kalah menggugah. Ia mengingatkan bahwa salah satu kekuatan terbesar dalam menjalankan tugas adalah rasa bahagia. Ketika seseorang menjalani pekerjaan dengan perasaan bahagia, maka segala kesulitan akan terasa lebih mudah dihadapi. Ia juga menekankan pentingnya rasa syukur dan kenyamanan dalam bekerja. Setiap penghulu, katanya, memiliki gaya dan cara masing-masing, namun esensi pengabdian tidak boleh berubah.

Beliau mengingatkan untuk tidak silau dengan jabatan, harta, maupun gelar yang bisa menjerumuskan pada kesombongan. Penghulu harus tetap rendah hati, menjaga marwah dan harga diri, serta menjaga nama baik institusi Kementerian Agama. Di akhir sambutannya, beliau memberikan perumpamaan bahwa penghulu seharusnya seperti uang—ditunggu, diharapkan, dan memiliki nilai. Bukan menjadi pencari uang, tetapi pribadi yang bernilai karena kehadirannya membawa manfaat dan kepercayaan masyarakat.

Dengan pengukuhan ini, APRI Cabang Magelang diharapkan mampu menjadi motor penggerak peningkatan kualitas penghulu di tingkat daerah, sekaligus menjadi model kepengurusan kolaboratif antara kabupaten dan kota yang inspiratif bagi daerah lain di Indonesia.

Share | | | |