Menghadapi Cuaca Panas Ekstrem dengan Nilai-Nilai Ajaran Islam dan Pelestarian Lingkungan
Inspirasi

Menghadapi Cuaca Panas Ekstrem dengan Nilai-Nilai Ajaran Islam dan Pelestarian Lingkungan

  25 Oct 2024 |   443 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Menghadapi Cuaca Panas Ekstrem dengan Nilai-Nilai Ajaran Islam dan Pelestarian Lingkungan

 

Oleh : ( H. Kasbolah, M.Pd.)*

 

Cuaca panas ekstrem yang semakin sering terjadi bukanlah sekadar fenomena alam biasa, melainkan sebuah tantangan serius bagi umat manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem bumi. Islam, sebagai agama yang komprehensif, memberikan panduan yang relevan dalam menghadapi tantangan ini.

Islam menekankan bahwa menjaga alam adalah amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. Sebagai khalifah di bumi, manusia berkewajiban untuk melestarikan alam, mencegah kerusakan lingkungan, dan hidup selaras dengan alam.

Dalam menghadapi cuaca panas ekstrem, Islam menawarkan solusi holistik, mulai dari penghijauan hingga hemat air. Setiap tindakan kecil, jika dilakukan secara kolektif, dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga kelestarian lingkungan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan bagaimana hidup harmonis dengan alam.

Sudah saatnya kita lebih peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar, menerjemahkan ajaran Islam ke dalam tindakan nyata, dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang

1. Islam dan Pelestarian Lingkungan

Allah SWT menciptakan bumi dan segala isinya untuk kemaslahatan manusia. Namun, kemaslahatan ini tidak boleh diartikan sebagai eksploitasi tanpa batas. Islam mengajarkan kita untuk mencari jalan tengah antara memenuhi kebutuhan dan menjaga kelestarian alam. Prinsip ini tercermin dalam berbagai ajaran Islam, seperti larangan merusak lingkungan, perintah untuk menjaga kebersihan, dan anjuran untuk memanfaatkan sumber daya alam secara efisien. Dengan demikian, kita dapat hidup sejahtera tanpa mengorbankan keseimbangan ekosistem..

Allah SWT menciptakan bumi dan segala isinya untuk kemaslahatan manusia. Namun, kemaslahatan ini tidak boleh diartikan sebagai eksploitasi tanpa batas. Islam mengajarkan kita untuk mencari jalan tengah antara memenuhi kebutuhan dan menjaga kelestarian alam. Prinsip ini tercermin dalam berbagai ajaran Islam, seperti larangan merusak lingkungan, perintah untuk menjaga kebersihan, dan anjuran untuk memanfaatkan sumber daya alam secara efisien. Dengan demikian, kita dapat hidup sejahtera tanpa mengorbankan keseimbangan ekosistem.

Al-Qur'an dengan tegas menempatkan manusia sebagai khalifah di bumi. Amanah ini bukan sekadar gelar, melainkan sebuah tanggung jawab besar untuk mengelola dan memelihara alam semesta. Ayat Al-Baqarah ayat 30 secara jelas menggambarkan bahwa manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin yang bijaksana di bumi. Namun, kepemimpinan ini bukan berarti lisensi untuk mengeksploitasi tanpa batas. Justru, kita dituntut untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memanfaatkan alam dengan cara yang adil dan berkelanjutan


وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ 

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Salah satu bentuk pengamalan ajaran Islam dalam menghadapi cuaca ekstrem adalah dengan menggalakkan penghijauan. Penghijauan atau menanam pohon merupakan salah satu bentuk amal jariyah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَلاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة

 Artinya, “Dari sahabat Jabir ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada seorang muslim yang menanam pohon kecuali apa yang dimakan bernilai sedekah, apa yang dicuri juga bernilai sedekah. Tiada pula seseorang yang mengurangi buah (dari pohon-)nya melainkan akan bernilai sedekah bagi penanamnya sampai hari Kiamat,’” (Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal Haditsisy Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 304).


عن رجل من أصحاب النبي قَالَ سمعت رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم مَنْ نَصَبَ شَجَرَةً فَصَبَرَ عَلَى حِفْظِهَا وَالْقِيَامِ عَلَيْهَا حَتَّى تُثْمِرَ كَانَ لَهُ فِى كُلِّ شَىْءٍ يُصَابُ مِنْ ثَمَرِهَا صَدَقَةٌ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ رواه أحمد

Artinya, “Dari salah seorang sahabat ra, ia mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang menanam pohon lalu sabar menjaga dan merawatnya hingga berbuah, maka setiap peristiwa yang menimpa buahnya akan bernilai sedekah bagi penanamnya di sisi Allah,’” (HR Ahmad).

Menanam pohon tidak hanya memberikan manfaat langsung berupa oksigen dan peneduh, tetapi juga menjadi upaya nyata dalam mengurangi efek dari pemanasan global yang memicu cuaca ekstrem.

2. Konservasi Alam dalam Perspektif Islam

Selain penghijauan, Islam juga menekankan pentingnya konservasi alam dan melarang tindakan yang merusak lingkungan. Al-Qur’an menyebutkan dalam Surah Al-A'raf: 31, “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan dalam menggunakan sumber daya alam, termasuk air, tanah, dan udara.

Ketika menghadapi cuaca panas ekstrem, kita diajarkan untuk hemat air. Meskipun dalam kondisi cuaca panas, Islam mengingatkan kita untuk tidak boros dalam menggunakan air, termasuk saat berwudhu. Rasulullah SAW mencontohkan penggunaan air secukupnya, bahkan ketika berada di dekat sumber air yang melimpah. Hemat air bukan hanya kewajiban di saat krisis, tetapi bagian dari adab kehidupan seorang Muslim.

3. Pandangan Pakar Lingkungan dalam Menghadapi Cuaca Ekstrem

Para pakar lingkungan menyebutkan bahwa cuaca panas ekstrem yang semakin sering terjadi adalah akibat dari perubahan iklim yang dipicu oleh ulah manusia. Emisi gas rumah kaca yang berlebihan dari industri, transportasi, dan deforestasi telah mempercepat laju pemanasan global. Untuk itu, para ahli mendorong perlunya tindakan nyata dalam menjaga keseimbangan alam.

"Emil Salim, seorang pakar lingkungan terkemuka, menegaskan bahwa mengurangi emisi karbon melalui gaya hidup ramah lingkungan adalah langkah krusial dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Pandangan ini sejalan dengan ajaran Islam yang secara tegas melarang tindakan merusak alam dan mendorong umatnya untuk hidup sederhana serta peduli terhadap lingkungan sekitar. (Iwan J. Aziz, Lydia M. Napitupulu 2010)"

Penting juga untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Dalam menghadapi cuaca panas ekstrem, selain upaya pelestarian lingkungan, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan dan menjaga ekosistem alam agar tetap berfungsi dengan baik.

4. Perilaku Mulia dalam Menghadapi Cuaca Ekstrem

Islam mengajarkan perilaku mulia yang dapat diaktualisasikan dalam kondisi cuaca ekstrem, antara lain:

  • Menjaga keseimbangan dalam bertindak: Islam mengajarkan kita untuk selalu hidup seimbang, tidak berlebihan, dan selalu memperhatikan dampak jangka panjang dari tindakan kita terhadap lingkungan.

  • Bertawakal dan bersabar: Dalam menghadapi ujian alam, termasuk cuaca panas, kita diajarkan untuk tetap bersabar dan bertawakal kepada Allah. Kesulitan di dunia ini hanyalah sementara dan merupakan bagian dari cobaan yang harus dihadapi dengan penuh keikhlasan.

  • Bersyukur atas nikmat Allah: Meskipun kondisi alam kadang tidak bersahabat, kita tetap harus bersyukur atas karunia yang diberikan Allah SWT berupa udara, air, dan segala sumber daya alam yang tersedia.

5. Kesimpulan

Cuaca panas ekstrem yang semakin sering terjadi bukanlah sekadar fenomena alam biasa, melainkan sebuah tantangan serius bagi umat manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem bumi. Islam, sebagai agama yang komprehensif, memberikan panduan yang relevan dalam menghadapi tantangan ini.

Islam menekankan bahwa menjaga alam adalah amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. Sebagai khalifah di bumi, manusia berkewajiban untuk melestarikan alam, mencegah kerusakan lingkungan, dan hidup selaras dengan alam.

Dalam menghadapi cuaca panas ekstrem, Islam menawarkan solusi holistik, mulai dari penghijauan hingga hemat air. Setiap tindakan kecil, jika dilakukan secara kolektif, dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga kelestarian lingkungan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan bagaimana hidup harmonis dengan alam.

Sudah saatnya kita lebih peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar, menerjemahkan ajaran Islam ke dalam tindakan nyata, dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Semoga bermanfaat…aamiin

*Penghulu KUA Sekampung Udik Lampung Timur

Share | | | |