Menghadapi
Cuaca Panas Ekstrem dengan Nilai-Nilai Ajaran Islam dan Pelestarian Lingkungan
Oleh
: ( H. Kasbolah, M.Pd.)*
Cuaca
panas ekstrem yang semakin sering terjadi bukanlah sekadar fenomena alam biasa,
melainkan sebuah tantangan serius bagi umat manusia dalam menjaga keseimbangan
ekosistem bumi. Islam, sebagai agama yang komprehensif, memberikan panduan yang
relevan dalam menghadapi tantangan ini.
Islam
menekankan bahwa menjaga alam adalah amanah yang harus diemban dengan penuh
tanggung jawab. Sebagai khalifah di bumi, manusia berkewajiban untuk
melestarikan alam, mencegah kerusakan lingkungan, dan hidup selaras dengan alam.
Dalam
menghadapi cuaca panas ekstrem, Islam menawarkan solusi holistik, mulai dari
penghijauan hingga hemat air. Setiap tindakan kecil, jika dilakukan secara
kolektif, dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga kelestarian
lingkungan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan bagaimana hidup harmonis
dengan alam.
Sudah
saatnya kita lebih peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar, menerjemahkan
ajaran Islam ke dalam tindakan nyata, dan bersama-sama menciptakan masa depan
yang lebih baik untuk generasi mendatang
1. Islam dan Pelestarian Lingkungan
Allah SWT menciptakan bumi dan
segala isinya untuk kemaslahatan manusia. Namun, kemaslahatan ini tidak boleh
diartikan sebagai eksploitasi tanpa batas. Islam mengajarkan kita untuk mencari
jalan tengah antara memenuhi kebutuhan dan menjaga kelestarian alam. Prinsip
ini tercermin dalam berbagai ajaran Islam, seperti larangan merusak lingkungan,
perintah untuk menjaga kebersihan, dan anjuran untuk memanfaatkan sumber daya
alam secara efisien. Dengan demikian, kita dapat hidup sejahtera tanpa mengorbankan
keseimbangan ekosistem..
Allah SWT menciptakan bumi dan
segala isinya untuk kemaslahatan manusia. Namun, kemaslahatan ini tidak boleh
diartikan sebagai eksploitasi tanpa batas. Islam mengajarkan kita untuk mencari
jalan tengah antara memenuhi kebutuhan dan menjaga kelestarian alam. Prinsip
ini tercermin dalam berbagai ajaran Islam, seperti larangan merusak lingkungan,
perintah untuk menjaga kebersihan, dan anjuran untuk memanfaatkan sumber daya
alam secara efisien. Dengan demikian, kita dapat hidup sejahtera tanpa
mengorbankan keseimbangan ekosistem.
Al-Qur'an dengan tegas menempatkan
manusia sebagai khalifah di bumi. Amanah ini bukan sekadar gelar, melainkan
sebuah tanggung jawab besar untuk mengelola dan memelihara alam semesta. Ayat
Al-Baqarah ayat 30 secara jelas menggambarkan bahwa manusia diciptakan untuk
menjadi pemimpin yang bijaksana di bumi. Namun, kepemimpinan ini bukan berarti
lisensi untuk mengeksploitasi tanpa batas. Justru, kita dituntut untuk menjaga
keseimbangan ekosistem dan memanfaatkan alam dengan cara yang adil dan
berkelanjutan
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى
الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ
اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata,
“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di
sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Salah satu
bentuk pengamalan ajaran Islam dalam menghadapi cuaca ekstrem adalah dengan
menggalakkan penghijauan. Penghijauan atau menanam pohon merupakan salah satu
bentuk amal jariyah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW
bersabda:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ
صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَلاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ
لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة
Artinya, “Dari
sahabat Jabir ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada seorang muslim
yang menanam pohon kecuali apa yang dimakan bernilai sedekah, apa yang dicuri
juga bernilai sedekah. Tiada pula seseorang yang mengurangi buah (dari
pohon-)nya melainkan akan bernilai sedekah bagi penanamnya sampai hari
Kiamat,’” (Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal
Haditsisy Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 304).
عن رجل من أصحاب النبي قَالَ سمعت رَسُولَ اللَّهِ -
صلى الله عليه وسلم مَنْ نَصَبَ شَجَرَةً فَصَبَرَ عَلَى حِفْظِهَا وَالْقِيَامِ
عَلَيْهَا حَتَّى تُثْمِرَ كَانَ لَهُ فِى كُلِّ شَىْءٍ يُصَابُ مِنْ ثَمَرِهَا
صَدَقَةٌ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ رواه أحمد
Artinya, “Dari salah seorang sahabat ra, ia mendengar
Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang menanam pohon lalu sabar menjaga dan
merawatnya hingga berbuah, maka setiap peristiwa yang menimpa buahnya akan
bernilai sedekah bagi penanamnya di sisi Allah,’” (HR Ahmad).
Menanam
pohon tidak hanya memberikan manfaat langsung berupa oksigen dan peneduh,
tetapi juga menjadi upaya nyata dalam mengurangi efek dari pemanasan global
yang memicu cuaca ekstrem.
2. Konservasi Alam dalam Perspektif Islam
Selain
penghijauan, Islam juga menekankan pentingnya konservasi alam dan
melarang tindakan yang merusak lingkungan. Al-Qur’an menyebutkan dalam Surah
Al-A'raf: 31, “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” Ayat
ini mengajarkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan dalam menggunakan sumber
daya alam, termasuk air, tanah, dan udara.
Ketika
menghadapi cuaca panas ekstrem, kita diajarkan untuk hemat air. Meskipun
dalam kondisi cuaca panas, Islam mengingatkan kita untuk tidak boros dalam
menggunakan air, termasuk saat berwudhu. Rasulullah SAW mencontohkan penggunaan
air secukupnya, bahkan ketika berada di dekat sumber air yang melimpah. Hemat
air bukan hanya kewajiban di saat krisis, tetapi bagian dari adab kehidupan
seorang Muslim.
3. Pandangan Pakar Lingkungan dalam Menghadapi
Cuaca Ekstrem
Para
pakar lingkungan menyebutkan bahwa cuaca panas ekstrem yang semakin sering
terjadi adalah akibat dari perubahan iklim yang dipicu oleh ulah
manusia. Emisi gas rumah kaca yang berlebihan dari industri, transportasi, dan
deforestasi telah mempercepat laju pemanasan global. Untuk itu, para ahli mendorong
perlunya tindakan nyata dalam menjaga keseimbangan alam.
"Emil Salim, seorang pakar
lingkungan terkemuka, menegaskan bahwa mengurangi emisi karbon melalui gaya
hidup ramah lingkungan adalah langkah krusial dalam menghadapi tantangan
perubahan iklim. Pandangan ini sejalan dengan ajaran Islam yang secara tegas
melarang tindakan merusak alam dan mendorong umatnya untuk hidup sederhana
serta peduli terhadap lingkungan sekitar. (Iwan J. Aziz, Lydia M. Napitupulu
2010)"
Penting
juga untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. Dalam menghadapi
cuaca panas ekstrem, selain upaya pelestarian lingkungan, masyarakat perlu
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan dan menjaga
ekosistem alam agar tetap berfungsi dengan baik.
4. Perilaku Mulia dalam Menghadapi Cuaca
Ekstrem
Islam
mengajarkan perilaku mulia yang dapat diaktualisasikan dalam kondisi cuaca
ekstrem, antara lain:
- Menjaga
keseimbangan dalam bertindak: Islam mengajarkan kita untuk selalu hidup
seimbang, tidak berlebihan, dan selalu memperhatikan dampak jangka panjang
dari tindakan kita terhadap lingkungan.
- Bertawakal
dan bersabar: Dalam
menghadapi ujian alam, termasuk cuaca panas, kita diajarkan untuk tetap
bersabar dan bertawakal kepada Allah. Kesulitan di dunia ini hanyalah sementara dan merupakan bagian dari cobaan
yang harus dihadapi dengan penuh keikhlasan.
- Bersyukur atas nikmat Allah: Meskipun kondisi alam kadang tidak bersahabat, kita
tetap harus bersyukur atas karunia yang diberikan Allah SWT berupa udara,
air, dan segala sumber daya alam yang tersedia.
5. Kesimpulan
Cuaca
panas ekstrem yang semakin sering terjadi bukanlah sekadar fenomena alam biasa,
melainkan sebuah tantangan serius bagi umat manusia dalam menjaga keseimbangan
ekosistem bumi. Islam, sebagai agama yang komprehensif, memberikan panduan yang
relevan dalam menghadapi tantangan ini.
Islam
menekankan bahwa menjaga alam adalah amanah yang harus diemban dengan penuh
tanggung jawab. Sebagai khalifah di bumi, manusia berkewajiban untuk melestarikan
alam, mencegah kerusakan lingkungan, dan hidup selaras dengan alam.
Dalam
menghadapi cuaca panas ekstrem, Islam menawarkan solusi holistik, mulai dari
penghijauan hingga hemat air. Setiap tindakan kecil, jika dilakukan secara
kolektif, dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga kelestarian
lingkungan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan bagaimana hidup harmonis
dengan alam.
Sudah
saatnya kita lebih peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar, menerjemahkan
ajaran Islam ke dalam tindakan nyata, dan bersama-sama menciptakan masa depan
yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Semoga
bermanfaat…aamiin
*Penghulu KUA Sekampung
Udik Lampung Timur