Jika ramadhan adalah minyak wangi, tentu harum dan wanginya masih
terasa dan belum hilang dari badan dan pakaian kita. Saya ingin mengajak
pembaca bernostalgia dan mengenang kembali iman, ibadah dan akhlak kepribadian
kita sepanjang bulan penuh berkah tersebut. Maka kemudian kita menemukan betapa
iman begitu mantap, ibadah begitu khusyuknya dan akhlak kepribadian sangat
terpelihara. Ramadhan memang wangi, mengharumkan orang-orang ber-Ramadhan.
Imannya wangi, ibadahnya wangi, akhlaknya wangi. Telinga, mata dan lidah yang
sering menjadi sumber dosa di bulan lain, menjadi wangi pada saat berpuasa.
Alhamdulillah!
Apa sesungguhnya yang membuat orang mukmin menjadi wangi di bulan
Ramadhan? Tidak lain adalah amal salihnya; puasa, tarawih, qiyamul lail, baca
al-Qur'an, zakat, infaq dan shadaqah taubat dan doa-doanya.
1.
Puasa.
Inilah sumber utama wangi Ramadhan. Inti bulan Ramadhan adalah
puasa sebulan penuh. Puasa adalah junnah (perisai), kata Nabi saw. Dialah yang
melindungi dari perbuatan tercela. Karena puasa, kita mampu menahan diri dari
dosa. Karena puasa, mata menjadi terpelihara, pendengaran terjaga dan lisan
terlindungi dari dusta, gibah, sumpah serapah dan tutur-tutur tak berguna.
Karena puasa, hawa nafsu mampu ditundukkan. Tunduk kepada kehendak dan aturan
Allah swt. Nafsu yang menyengsarakan jika dituruti (hawan muttaba’) dapat
ditahan. Nafsu syhwat, nafsu perut dan nafsu untuk berdosa bias takluk dalam
kendali iman.
2.
Shalat wajib
dan sunnah
Perhatikanlah kegairahan ummat untuk shalat berjamaah baik secara
pribadi maupun kolektif. Shalat lima waktu dilakukan berjamaah di mana-mana, di
masjid-masjid, mushalla bahkan di kantor-kantor begitu ramai dilaksanakan.
Shalat-shalat sunnat pun seperti rawatib, witir, tahjjud, duha dijaga
pelaksanaannya oleh ummat islam di mana-mana. Belum lagi shalat taraweh yang
merupakan ciri khusus Ramadhan, begitu semarak di semua tempat. Khusus, karena
taraweh hanya ada di bulan puasa. Di luarnya tidak.
3.
Qiyamul lail
dan witir
Bagi sebagian orang, qiyamullai/tahajjud dan witir adalah barang
langka di luara ramadhan. Tetapi pada Bulan Puasa, seperti sangat mudah
menunaikannya. Seolah-olah waktu begitu tersedianya dan dimudahkannya
melaksanakan witir dan tahajjud.
4.
Baca Al-Qur'an.
Al-Qur’an tidak terpisahkan dari ramadhan. Ramadhan adalah Syahrul
Qura’an (Bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan membaca Al-Qur’an, bulan
Mengaji). Ummat islam mencurahkan perhatian besar terhadap membaca al-Qur’an
pada Bulan Ramadhan. Semua berlomba-lomba mengkhatamkan sehingga ada yang
khatam sepuluh kali, lima kali, tiga kali dan minimal sekali. Al-Qur’an
mewarnai kehidupan mereka sepanjang ramadhan. Mengaji tiba-tiba menjadi amalan
wajib setiap muslim baik sendiri-sendiri maupun berjamaah.
5.
Zakat, infaq
dan shadaqah
6.
Taubat
7.
Doa-doa
doa adalah symbol kedekatan dengan Allah swt dimana hati dan
fikiran kita tunduk dan berharap kepada penguasa semesta alam raya. Dan itu
kita lakukan setiap saat ketika kita berpuasa.
Benarlah ucapan Sahabat Nabi saw yang mulia, Abdullah bin Abbas ra sewaktu
beliau berkata: “Sesungguhnya (amal) kebaikan (ibadah) itu memiliki (pengaruh
baik berupa) cahaya di hati, kecerahan pada wajah, kekuatan pada tubuh,
tambahan pada rezki dan kecintaan di hati manusia…”
Dus, jika ingin tetap wangi dan merasakan harumnya Ramadhan seumur
hidup, jangan pernah meninggalkan amal-amal salih tersebut.
So, Mau tetap wangi?