KUA Sidikalang Melalui PAI, Ajak Menjadi Orang yang Dirindukan Surga Lewat Bimluh MT
Daerah

KUA Sidikalang Melalui PAI, Ajak Menjadi Orang yang Dirindukan Surga Lewat Bimluh MT

  01 Sep 2025 |   16 |   Penulis : Biro Humas APRI Sumatera Utara|   Publisher :

Sidikalang, (Humas). Kantor Urusan Agama (KUA) Sidikalang melalui Penyuluh Agama Islam (PAI) Fungsional PPPK terus melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan (Bimluh) ke wilayah binaan yaitu Majelis Taklim (MT). Bimluh kali ini dilaksakanan di Majelis Taklim ibu-ibu Al-Hamid Lae Laklak, Sidiangkat, Kecamatan Sidikalang, Senin, (01/09). Penyuluh Agama Islam dari KUA Sidikalang yang bertugas H. Tamrin Butar Butar, S.Ag., dan Husni Thamrin Rambe, S.Ag. Mereka menyampaikan tausiyah mendalam dengan tema "Empat Kelompok Manusia yang Dirindukan Surga."

Dalam ceramahnya, H. Tamrin Butar Butar, S.Ag., menjelaskan bahwa surga merindukan empat golongan manusia. Golongan pertama adalah orang yang gemar membaca Al-Qur'an (Talil Qur'an). Ia menekankan bahwa Al-Qur'an bukan sekadar bacaan, melainkan pedoman hidup yang membawa ketenangan batin dan petunjuk menuju jalan kebenaran. "Membaca Al-Qur'an secara rutin akan membersihkan hati dan memberikan syafaat di akhirat kelak," ujarnya. Beliau juga mengajak para ibu untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai sahabat sejati dalam setiap kesempatan.

Kemudian, Husni Thamrin Rambe, S.Ag., melanjutkan penjelasan tentang tiga golongan lainnya. Golongan kedua adalah orang yang menjaga lisannya (Wahafizul Lisan). Ia mengingatkan betapa bahayanya lisan jika tidak dikendalikan, sebab bisa menjadi sumber fitnah, ghibah, dan perpecahan. "Lisanmu adalah cerminan hatimu. Jagalah lisan dari perkataan kotor dan menyakitkan, karena surga hanya merindukan lisan yang bersih dan senantiasa berzikir," pesannya.

Golongan ketiga yang dirindukan surga adalah orang yang memberi makan kepada yang kelaparan (Wamud Amulzian). Menurut Husni Thamrin, perbuatan sedekah, terutama memberikan makanan, memiliki pahala yang sangat besar di sisi Allah SWT. Tindakan ini tidak hanya meringankan beban orang lain, tetapi juga menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi. "Berbagi rezeki adalah wujud syukur kita kepada Allah. Jangan pernah takut kekurangan karena memberi, sebab Allah akan melipatgandakan rezeki bagi hamba-Nya yang dermawan," jelasnya. 



Terakhir, golongan keempat adalah orang yang berpuasa di bulan Ramadhan (Wa Shoi Mina fii Syahri Ramadhan). H. Tamrin Butar Butar kembali mengambil alih tausiyah dan menjelaskan keistimewaan bulan Ramadhan. Ia menyebut bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih kesabaran, keikhlasan, dan mengendalikan hawa nafsu. "Puasa di bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meraih ampunan dan mendekatkan diri kepada Allah. Surga, khususnya pintu Ar-Rayyan, menanti orang-orang yang ikhlas menjalankan ibadah puasa," pungkasnya.

Pengajian ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, jamaah secara bergantian bertanya kepada narasumber atas apa yang sudah disampaikan. Interaktif ini menunjukkan antusiasme tinggi dari para jamaah. (MHS/TAM/RAM)

Share | | | |