Sei Kepayang, (Humas). Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sei Kepayang menggelar program terbaru “Kahfi Day” yang diadakan setiap Jumat pagi, (26/09). Program ini bertujuan untuk mengajak Staff, Penghulu dan Penyuluh Agama Islam Sei Kepayang membiasakan diri membaca dan mentadaburi Surat Al-Kahfi di hari Jumat, sebagaimana dianjurkan dalam ajaran Islam. Kegiatan Kahfi Day ini dilaksanakan tiap Jumat di Aula KUA Sei Kepayang. Ini sudah berlangsung selama 4 kali selama bulan September 2025.
Acara diawali dengan pembacaan Surat Al-Kahfi bersama-sama yang dipimpin oleh Abu Shoghir,S.Pd, dilanjutkan dengan tausyah singkat yang disampaikan secara bergiliran, Jum'at ini oleh Penyuluh Agama Islam Sei Kepayang, Muhammad Imam Abduh Abu Hanafi,S.Sy.
"Syukur dan kata Alhamdulillah adalah nafas disetiap langkah yang harus kita ucapkan, baik senang, sedih, suka, duka. Karena itu bagian dari rasa iman dan yakin kita pada Allah. Sebab tiada yang terjadi didunia selain seizin Allah SWT," ujar Imam.
“Surat Al-Kahfi memiliki keutamaan yang besar, terutama jika dibaca pada hari Jumat. Ia adalah pelindung dari fitnah Dajjal dan penerang hati. Melalui Kahfi Day, kami ingin membangun tradisi positif di tengah keluarga besar KUA Sei Kepayang,” ujar H. Taufik Hidayat Simanjuntak,S.Fil.I Kepala KUA Sei Kepayang dalam sambutannya.
Kahfi Day tidak hanya berfokus pada pembacaan surat, kultum semata, tetapi juga menyajikan sarapan buat teman sejawat yang biasa disebut "Jum'at berkah" sebagai langkah nyata kesyukuran kita pada Sang Pencipta.
Antusiasme peserta terlihat tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sry Haryani, salah satu Staff. “Acara seperti ini sangat kami butuhkan. Selama ini saya cuma baca tanpa paham maknanya. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui: dapat pahala, dapat juga ilmu dan dapat sarapan," uajrnya.
Kedepan, KUA Sei Kepayang berencana memperluas jangkauan Kahfi Day dengan membagikan modul tadabur Al-Kahfi dan mengajak seluruh masjid dan musala di Kecamatan Sei Kepayang untuk mengadakan kegiatan serupa.
Kahfi Day diharapkan dapat menjadi tradisi baru yang bisa ditularkan ke masyarakat,tidak hanya menyatukan dalam ibadah, tetapi juga memperkuat ketahanan spiritual masyarakat di tengah arus globalisasi. (MHS/SHH)