Cipanas-Menikah adalah salah satu momen sakral dalam kehidupan seseorang yang tidak hanya melibatkan aspek fisik, namun juga aspek emosional, mental, dan spiritual. Untuk membantu calon pengantin dalam mempersiapkan diri secara lebih baik, Kantor Urusan Agama (KUA) Cipanas Kabupaten Lebak menyelenggarakan bimbingan pra nikah yang dipimpin langsung oleh PLT Kepala KUA Cipanas, Azhar Yushfi Mahasin, S.H.
Bimbingan pra nikah ini bertujuan untuk membekali pasangan yang akan menikah dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memasuki kehidupan pernikahan. Dalam proses ini, calon pengantin tidak hanya diajak untuk memahami aspek hukum pernikahan, tetapi juga dibimbing untuk mempersiapkan diri secara emosional dan mental dalam menghadapi berbagai dinamika kehidupan rumah tangga.
Dengan bimbingan ini, diharapkan pasangan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang peran dan tanggung jawab masing-masing dalam rumah tangga, serta mampu menjaga hubungan yang harmonis dengan berlandaskan nilai-nilai spiritual.
Fokus Bimbingan: Emosi, Mental, dan Spiritual
Selama bimbingan pra nikah, pasangan akan diajak untuk merenungkan kesiapan emosional mereka, karena pernikahan bukan hanya soal kebahagiaan, tetapi juga tentang kemampuan untuk menghadapi konflik dan perbedaan yang mungkin muncul di kemudian hari. Kesiapan mental juga menjadi salah satu hal yang ditekankan dalam bimbingan ini, di mana calon pengantin diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan pernikahan dengan sikap yang dewasa.

“Kesiapan mental dan spriritual itu penting. Karena pernikahan adalah ibadah panjang seumur hidup, penting bagi kita yang mau menikah untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memelihara nilai-nilai agama buat bekal nantinya dalam menjalani kehidupan rumah tangga.” Kata Azhar Yushfi.
Simulasi Akad Nikah
Salah satu kegiatan menarik dalam bimbingan pra nikah ini adalah simulasi akad nikah. Simulasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih nyata kepada calon pengantin tentang bagaimana prosesi akad nikah akan berlangsung. Terutama bagi calon pengantin laki-laki, simulasi ini sangat penting karena mereka diajak untuk melafalkan ijab qabul dengan benar.
Dengan adanya simulasi ini, diharapkan calon pengantin dapat lebih percaya diri pada hari pernikahan nanti dan dapat melafalkan qabul dengan lancar tanpa gugup. Kegiatan ini juga membantu mereka memahami tata cara akad nikah secara lebih mendalam, termasuk mengenai kewajiban dan hak yang harus dijalankan dalam kehidupan pernikahan.

Dengan adanya bimbingan ini, calon pengantin tidak hanya siap secara administratif, tetapi juga secara emosional, mental, dan spiritual untuk menjalani kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. [Andika]