Bersama Kejati Lampung, KUA Batanghari Perkuat Nilai Keagamaan dalam Panen Raya
Informasi

Bersama Kejati Lampung, KUA Batanghari Perkuat Nilai Keagamaan dalam Panen Raya

  07 Aug 2025 |   26 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur |   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Lampung Timur (Humas APRI)---Ketahanan pangan tak semata soal produksi dan distribusi bahan pangan, tetapi juga tentang membangun kesadaran kolektif yang berakar pada nilai-nilai spiritual dan kebersamaan. Hal inilah yang tampak dalam gelaran Panen Raya di Desa Telogorejo, Kecamatan Batanghari, Kamis (7/8/2025), yang menghadirkan kolaborasi antara institusi hukum, pemerintahan, dan tokoh agama.


Kegiatan yang digagas Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung ini menjadi ruang nyata sinergi antar-lembaga. Tidak hanya dihadiri oleh Bupati Lampung Timur, Kepala Kejati Lampung, dan sejumlah pejabat daerah, kegiatan ini juga melibatkan Kantor Urusan Agama (KUA) Batanghari sebagai mitra strategis dalam membangun kesadaran spiritual di tengah upaya penguatan ketahanan pangan.

Kepala KUA Batanghari, H. Subhan, memimpin doa sebagai pembuka kegiatan, menandai harapan agar setiap hasil panen membawa berkah dan manfaat luas bagi masyarakat. Di balik peran tersebut, tersimpan pesan mendalam bahwa spiritualitas dan kerja keras masyarakat desa harus berjalan seiring dalam membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan.

“Agama bukan sekadar urusan ibadah, tetapi menjadi fondasi dalam setiap aspek kehidupan, termasuk bidang pangan. Ketika usaha lahiriah disertai ikhtiar batin, maka hasilnya insya Allah akan membawa maslahat,” ujar H. Subhan.


Tak hanya itu, kehadiran para penyuluh agama Islam KUA Batanghari juga memberi warna tersendiri. Mereka tak sekadar hadir, tetapi aktif membina, mendampingi, dan menguatkan masyarakat agar pembangunan tak kehilangan arah nilai dan etika.

Kegiatan panen raya ini pun menjadi cermin bagaimana pembangunan desa dapat dijalankan dengan pendekatan holistik: memadukan sains pertanian, kerja sama antarinstansi, dan spiritualitas. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa hasil bumi bukan hanya soal angka dan hasil, tetapi juga keberkahan dan kesejahteraan yang merata.

Dengan pendekatan yang demikian, pembangunan desa ke depan bukan hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga karakter dan ketahanan moral masyarakatnya. ***(NL)

Share | | | |

Infografis