Kuaro, 30 Juli 2045 – Pemerintah Desa Modang tak main-main dalam mempersiapkan masa depan gemilang. Hari ini, gedung Awa Bapekat Desa Modang menjadi saksi dimulainya langkah ambisius menuju "Generasi Bebas Stunting 2045" melalui sosialisasi yang menyasar langsung para calon pengantin, ditemani Ketua RT, warga, dan para ibu hamil. Sebuah inisiatif krusial untuk membekali masyarakat dengan kesadaran dan pengetahuan vital tentang pencegahan stunting sejak dini.
Pukul 08.00 WITA, antusiasme peserta terlihat jelas saat mereka memulai kegiatan dengan pemeriksaan darah. Acara dibuka langsung oleh Kepala Desa Modang, Margo Budianto, yang dalam sambutannya menegaskan urgensi kesehatan anak-anak sebagai tumpuan generasi penerus bangsa. Beliau mengingatkan bahwa stunting, kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, dapat meninggalkan jejak panjang pada perkembangan fisik dan kognitif anak.
Sosialisasi ini menghadirkan pakar dari dua instansi kunci: Dinas Kesehatan dan Kementerian Agama. Dari Puskesmas Kuaro, hadir lengkap tim kesehatan keluarga, petugas HIV, ahli gizi, dan petugas laboratorium. Sementara itu, KUA Kuaro diwakili oleh Zainal Arifin, seorang Penghulu yang berhalangan hadirnya Kepala KUA karena tugas Wali Hakim.
Bidan Isbiyati, Petugas Kesehatan Keluarga, memaparkan materi dengan gamblang mengenai penyebab, dampak, dan strategi jitu mencegah stunting. Beliau menekankan bahwa 1000 hari pertama kehidupan—sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun—adalah periode emas yang sangat krusial untuk asupan gizi optimal. ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI bergizi, menjadi kunci utama. Tujuan akhirnya jelas: melahirkan generasi cerdas dan berkualitas.
Tak kalah penting, Zainal Arifin dari KUA Kuaro turut memperkaya wawasan peserta dengan materi tentang pentingnya kesadaran dini, khususnya bagi calon pengantin. Beliau menyoroti bahwa salah satu pemicu stunting adalah maraknya pernikahan anak, di mana mereka yang belum cukup umur lebih rentan melahirkan anak stunting. Dengan mengutip QS. An-Nisa (4) : 9, beliau menegaskan relevansi ajaran agama dalam mempersiapkan generasi penerus yang kuat dan berkualitas, serta menghindari terciptanya generasi yang lemah.
Di penghujung acara, Kepala Desa Modang, Margo Budianto, mengajak seluruh peserta untuk bergandengan tangan, berkomitmen mencegah stunting dengan menerapkan pengetahuan yang telah didapat dan menyebarkannya kepada keluarga serta tetangga. Beliau juga menjanjikan bahwa program pemeriksaan kesehatan rutin dan pemberian makanan tambahan akan terus digalakkan di posyandu Desa Modang.
Diharapkan, sosialisasi ini akan menjadi tonggak penting dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat Desa Modang tentang pencegahan stunting, demi terwujudnya generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas. (humas)