Rakor dan Tadarus: Dua Pilar Penguat Pelayanan Publik KUA Batanghari
Informasi

Rakor dan Tadarus: Dua Pilar Penguat Pelayanan Publik KUA Batanghari

  01 Aug 2025 |   5 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Batanghari, Lampung Timur (Humas APRI)--- Dalam semangat membangun pelayanan keagamaan yang inklusif dan profesional, Kantor Urusan Agama (KUA) Batanghari menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bulanan pada Jum'at (01/08/2025). Kegiatan yang dilangsungkan di aula KUA tersebut dipimpin langsung oleh Kepala KUA, H. Subhan, dan diikuti oleh seluruh unsur pegawai.


Menjelang Rakor dimulai, terlebih dahulu dilaksanakan tadarus Al-Qur’an bersama yang telah menjadi kegiatan rutin setiap Jumat pagi di lingkungan KUA Batanghari. Tradisi ini tidak hanya mempererat ikatan spiritual di antara pegawai, tetapi juga menjadi pembuka suasana kerja yang penuh keberkahan.

Tidak hanya dihadiri oleh penghulu, penyuluh agama Islam, staf tata usaha, dan bagian kepegawaian, Rakor kali ini juga melibatkan Penyuluh Agama Buddha. Kehadiran lintas agama tersebut menjadi penegas komitmen KUA dalam merawat harmoni antarumat sekaligus memperkuat sinergi antarpenyuluh dalam konteks pelayanan masyarakat yang beragam.

“Kehadiran semua unsur, termasuk dari agama lain, adalah cerminan dari wajah Kementerian Agama yang majemuk dan terbuka. Ini memperkaya perspektif kita dalam menyusun strategi pelayanan yang lebih humanis dan moderatif,” ujar H. Subhan dalam arahannya.

Rakor dimanfaatkan sebagai media evaluasi program kerja bulan sebelumnya dan perencanaan strategis untuk tugas-tugas mendatang. Beberapa agenda yang dibahas antara lain pembagian tugas staf, penguatan fungsi penyuluhan, serta optimalisasi pelayanan nikah dan bimbingan perkawinan.

Penghulu KUA Batanghari, Ahmad Khairudin menyambut baik pelaksanaan Rakor sebagai bagian dari sistem kerja yang akuntabel. “Kegiatan ini memperkuat koordinasi, memetakan kendala di lapangan, dan menemukan solusi bersama. Ini penting agar pelayanan yang kami berikan tetap profesional dan berorientasi pada kepuasan masyarakat,” tuturnya.


Selain teknis kerja, forum Rakor juga menekankan pentingnya menginternalisasi nilai-nilai moderasi beragama dalam pelayanan publik, khususnya di lingkungan KUA sebagai garda terdepan Kementerian Agama di tingkat kecamatan.

Rakor berlangsung dalam suasana produktif dan partisipatif, ditutup dengan sesi diskusi terbuka dan penyampaian masukan dari seluruh peserta. Upaya ini diharapkan mampu menjaga soliditas internal dan mendorong transformasi layanan keagamaan yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan. ***(NL)

Share | | | |