Batanghari, Lampung Timur (Humas APRI) — Kantor Urusan Agama (KUA) Batanghari terus memperkuat peran kelembagaan dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting di tingkat desa. Komitmen ini diwujudkan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan Rembuk Stunting yang diselenggarakan pada Rabu (23/07/2025) di Balai Desa Nampirejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.
Kegiatan dimulai pukul 08.30 WIB dan dibuka oleh Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kecamatan Batanghari. Hadir dalam forum tersebut unsur Forkopimcam, Babinsa, Bhabinkamtibmas, pendamping desa, PLKB, perangkat desa, serta tokoh masyarakat setempat.
Mewakili Kepala KUA Batanghari H. Subhan, S.Ag., M.Sy., Penyuluh Agama Islam PPPK Nurlailani menyampaikan paparan utama terkait peran KUA dalam membangun ketahanan keluarga sebagai fondasi utama pencegahan stunting. Ia menekankan bahwa kesiapan pasangan, mulai dari sebelum menikah hingga usia pernikahan 10 tahun, merupakan langkah strategis yang kerap terabaikan.
“Masalah stunting bukan semata persoalan pangan dan kesehatan, tetapi juga kesiapan keluarga dalam merawat dan membesarkan anak. KUA berperan penting membina calon pengantin dan pasangan muda agar kuat secara spiritual, emosional, dan sosial,” tegas Nurlailani.
Dalam paparannya, disampaikan empat program unggulan KUA Batanghari yang mendukung upaya penurunan stunting: Pertama, BRUS (Bimbingan Remaja Usia Sekolah): Pembinaan akhlak dan edukasi kesehatan reproduksi untuk membentuk karakter remaja sejak dini. Kedua, BRUN (Bimbingan Remaja Usia Nikah): Persiapan mental, emosional, dan spiritual bagi remaja yang memasuki usia pernikahan. Ketiga, BIMWIN CATIN (Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin):
Pembekalan mengenai kehidupan rumah tangga, komunikasi, tanggung jawab sebagai orang tua, serta kesehatan reproduksi. Serta PUSAKA SAKINAH: Layanan konsultasi dan edukasi bagi pasangan usia pernikahan 0–10 tahun dalam menjaga keharmonisan dan ketahanan keluarga.
Keempat program tersebut menjadi instrumen strategis KUA Batanghari dalam membentuk keluarga berkualitas yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal sejak 1000 hari pertama kehidupan.
Forum rembuk stunting dilanjutkan dengan diskusi dan sesi tanya jawab yang dipandu Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Nampirejo. Peserta forum menyambut positif sinergi yang dibangun KUA dalam memperluas pendekatan penanganan stunting dari aspek pembinaan keluarga.
Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi lintas sektor antara lembaga keagamaan, pemerintahan desa, dan elemen masyarakat dalam menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas.***(NL)