Orang Pinter Kalah dengan Orang Bejo: Benarkah? Dalam Perspektif Islam
Inspirasi

Orang Pinter Kalah dengan Orang Bejo: Benarkah? Dalam Perspektif Islam

  04 Oct 2024 |   928 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Pepatah "Orang pinter kalah dengan orang bejo" kerap terdengar di masyarakat. "Orang pinter" merujuk pada individu yang memiliki kemampuan intelektual, keahlian, dan pengetahuan, sementara "orang bejo" mengacu pada mereka yang dianggap beruntung tanpa harus bekerja keras atau memiliki kecerdasan luar biasa. Hal ini sering menimbulkan pertanyaan: benarkah keberuntungan dapat mengalahkan kepintaran? Dalam perspektif Islam, konsep keberuntungan dan kesuksesan memiliki dimensi yang lebih luas dan tidak hanya terbatas pada faktor kebetulan atau kecerdasan semata. Artikel ini akan membahas bagaimana Islam memandang usaha, takdir, dan keberuntungan dalam kaitannya dengan kesuksesan hidup.

Usaha dan Tawakkal dalam Islam
Islam menekankan pentingnya usaha dalam mencapai tujuan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” 
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ 
" _Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia._" (QS. Ar-Ra’d: 11).
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia harus berusaha keras untuk memperbaiki hidupnya, baik dalam aspek duniawi maupun ukhrawi. Usaha yang gigih dan konsisten adalah bagian dari syarat untuk mendapatkan hasil yang baik.

Namun, di sisi lain, Islam juga mengajarkan bahwa setelah berusaha, seorang Muslim harus bertawakkal, yaitu menyerahkan segala hasil kepada Allah. Tawakkal bukanlah sikap pasrah tanpa usaha, tetapi lebih pada keyakinan bahwa hasil akhir ada di tangan Allah, dan manusia tidak dapat mengontrol segala hal. Sehingga, meskipun orang yang pinter telah berusaha keras, pada akhirnya Allah yang menentukan hasil usahanya, yang mungkin saja tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Takdir dan Qada' Qadar
Konsep takdir (qada’ dan qadar) dalam Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah. Allah mengetahui segalanya, termasuk apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, manusia diberi kebebasan untuk memilih dan berusaha. Dalam hal ini, orang bejo atau beruntung mungkin mengalami kejadian yang terlihat seperti kebetulan, tetapi bagi orang yang beriman, itu adalah bagian dari takdir yang telah ditetapkan oleh Allah.

Rasulullah SAW bersabda, “Jika engkau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, maka Allah akan memberi rezeki kepadamu sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung. Burung itu pergi pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang” (HR. Tirmidzi). Hadits ini mengajarkan bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah, tetapi manusia tetap harus berusaha, sebagaimana burung yang terbang mencari makanan setiap hari.

Kepintaran, Keberuntungan, dan Keberkahan
Dalam Islam, kepintaran tanpa keberkahan tidak akan membawa kebaikan yang sesungguhnya. Keberkahan adalah bentuk nikmat dari Allah yang membuat sesuatu yang sedikit menjadi cukup dan bermanfaat. Orang yang pinter tetapi tidak memperoleh keberkahan dalam ilmunya, mungkin saja tidak akan sukses dalam hidup. Sebaliknya, orang yang bejo mungkin mendapat keberkahan dari Allah sehingga meskipun terlihat tidak terlalu pintar, ia bisa mendapatkan keberhasilan dalam hidupnya.

Kesuksesan dalam Islam bukan hanya dilihat dari sudut pandang duniawi, seperti kekayaan atau jabatan, tetapi juga dari aspek akhirat. Orang yang beruntung di dunia mungkin tidak selalu beruntung di akhirat jika tidak diiringi dengan amal dan ketaatan kepada Allah. Sebaliknya, orang yang tidak terlihat sukses di dunia bisa saja mendapatkan keberuntungan yang besar di akhirat jika ia menjalani hidup dengan iman dan takwa.

Kesimpulan
Dalam perspektif Islam, ungkapan "Orang pinter kalah dengan orang bejo" bisa dipahami secara lebih mendalam. Islam mengajarkan bahwa usaha, kepintaran, dan keberuntungan adalah bagian dari rencana Allah yang sudah tertulis dalam takdir setiap manusia. Keberhasilan sejati adalah kombinasi dari usaha, doa, dan tawakkal kepada Allah, serta adanya keberkahan dalam setiap langkah hidup kita. Oleh karena itu, tidak sepenuhnya benar bahwa orang pinter selalu kalah dengan orang bejo, karena yang terpenting dalam Islam adalah usaha yang diiringi dengan keimanan dan penyerahan diri kepada Allah. Keberuntungan sejati adalah ketika seseorang mendapatkan ridha Allah dan keberkahan dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat. (Wallahu 'alam) 
oleh : H. Kasbolah, S. Pd. I., M. Pd. 
(Penghulu KUA Sekampung Udik
Kabupaten Lampung Timur) 

Share | | | |