oleh : (H. Kasbolah, M.Pd.)
Penghulu KUA Sekampung
Udik Kabupaten Lampung Timur
Keterampilan
berbicara di depan umum seringkali dianggap lebih sulit daripada menulis. Saat
berbicara, kita dituntut untuk menyampaikan ide secara langsung, berinteraksi
dengan audiens, dan seringkali harus berpikir cepat. Sebaliknya, menulis
memberikan lebih banyak waktu untuk mengolah pikiran dan menyusun kata-kata
Keterampilan
berbicara di depan umum seringkali dianggap lebih sulit daripada menulis. Saat
berbicara, kita dituntut untuk menyampaikan ide secara langsung, berinteraksi
dengan audiens, dan seringkali harus berpikir cepat. Sebaliknya, menulis
memberikan lebih banyak waktu untuk mengolah pikiran dan menyusun kata-kata
Kenapa menulis lebih
gampang dibandingkan berdialektika? Beberapa alasan mendasar yang menjadikan menulis lebih terasa mudah dibandingkan bicara
lansung atau berdalektika , nah berikut alasan-alasannya :
1. Waktu
untuk Merenung dan Mengatur Pikiran
Dalam menulis, seseorang memiliki kebebasan untuk merenungkan
ide-idenya sebelum menuangkannya ke dalam kata-kata. Proses ini memberikan
waktu yang cukup untuk berpikir secara mendalam, memeriksa ulang pilihan kata,
dan memperbaiki kalimat yang dirasa kurang tepat. Berbeda dengan berdialektika
saat pidato atau ceramah yang menuntut respons langsung, menulis memungkinkan
penulis untuk memperlambat proses berpikir dan menghindari kesalahan
2. Kontrol
Penuh atas Narasi
Saat berbicara di depan umum, seringkali terjadi perubahan suasana
atau reaksi audiens yang dapat mempengaruhi pembicara. Tidak semua pembicara
siap untuk menghadapi hal-hal tak terduga seperti pertanyaan spontan, gangguan,
atau bahkan penolakan dari audiens. Di sisi lain, menulis memberi kontrol penuh
kepada penulis atas apa yang ingin disampaikan, tanpa harus memikirkan reaksi
langsung dari pembaca. Ini memberi keleluasaan dalam menyusun argumen dengan
lebih runtut dan sistematis.
3. Mengurangi
Tekanan Sosial
Bagi sebagian orang, tekanan saat berbicara di depan umum adalah
salah satu tantangan terbesar. Ketakutan akan membuat kesalahan, lupa materi,
atau merasakan gugup bisa menjadi penghalang untuk berbicara dengan lancar.
Menulis mengurangi tekanan ini, karena penulis tidak harus berhadapan langsung
dengan pembaca. Penulis dapat merevisi hasil karyanya berkali-kali sebelum
disampaikan ke publik, sehingga lebih minim risiko kesalahan yang merugikan.
4. Ekspresi
yang Lebih Personal
Dalam menulis, penulis memiliki ruang untuk mengekspresikan
perasaan, ide, dan pandangannya dengan lebih dalam dan personal. Tulisan dapat
dijadikan media refleksi diri, yang membantu penulis mengeksplorasi lebih
banyak sudut pandang. Ketika berpidato, pembicara harus mempertahankan citra
tertentu dan menjaga fokus untuk tetap relevan dengan audiens, sehingga
ekspresi pribadi mungkin lebih terbatas.
5. Fleksibilitas
dalam Pengeditan
Keuntungan menulis lainnya adalah fleksibilitas untuk melakukan
pengeditan. Kalimat yang telah ditulis dapat dibaca ulang, dikoreksi, bahkan
diubah sepenuhnya tanpa ada tekanan waktu. Di sisi lain, saat berbicara di
depan umum, kesalahan yang dilakukan secara spontan sulit untuk diubah atau
diulang dengan sempurna. Kesalahan dalam berbicara cenderung lebih terasa dan
sulit untuk dikoreksi dengan cepat.
Kesimpulan
Menulis dan
berbicara di depan umum, keduanya merupakan alat komunikasi yang ampuh, namun
memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Menulis menawarkan ruang yang lebih
tenang dan terkendali bagi seseorang untuk mengeksplorasi ide-ide secara
mendalam, menyusun argumen yang koheren, dan mengedit tulisan hingga mencapai
kesempurnaan. Proses ini memungkinkan penulis untuk mengatur aliran pikiran
dengan lebih hati-hati dan memilih diksi yang tepat untuk menyampaikan pesan
secara efektif. Sebaliknya, berbicara di depan umum menuntut kemampuan untuk
beradaptasi dengan situasi yang dinamis, merespons pertanyaan secara spontan,
dan menjaga perhatian audiens. Kemampuan untuk berbicara dengan jelas, percaya
diri, dan meyakinkan merupakan aset berharga dalam berbagai konteks, mulai dari
presentasi bisnis hingga pidato politik