Kepala KUA Labuhan Ratu Soroti Urgensi Moderasi Beragama di Tengah Masyarakat
Informasi

Kepala KUA Labuhan Ratu Soroti Urgensi Moderasi Beragama di Tengah Masyarakat

  24 Jun 2025 |   31 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Labuhan Ratu, Lampung Timur (Humas apri) – Rabu (24/06/2025) Moderasi beragama harus ditanamkan tidak hanya di ruang wacana, tetapi juga dalam tindakan nyata di tengah masyarakat. Hal tersebut menjadi penekanan utama yang disampaikan oleh Solihin Panji, Kepala KUA Labuhan Ratu, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pembinaan Kampung Moderasi Beragama Lintas Agama yang digelar Pokjaluh Lampung Timur di SMK Nusantara Labuhan Ratu.


Dalam pemaparannya, Solihin menjelaskan bahwa program Kampung Moderasi Beragama merupakan bagian dari strategi Kementerian Agama dalam merawat kerukunan di tingkat akar rumput. Ia menekankan bahwa moderasi beragama bukan sekadar jargon, melainkan cara pandang dan perilaku hidup yang harus tumbuh dari kesadaran bersama.

“Kerukunan tidak bisa dibentuk dengan pendekatan struktural semata, tetapi dengan membangun kedekatan sosial dan saling menghormati dalam perbedaan,” ungkapnya saat menyampaikan materi di hadapan peserta yang berasal dari lintas agama dan elemen masyarakat.


Ia juga menyoroti pentingnya peran tokoh agama dan penyuluh dalam mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, agar tidak mudah terprovokasi oleh ideologi yang menjauhkan dari nilai-nilai kebangsaan.

Selain Solihin Panji, kegiatan ini menghadirkan Masturi, Kepala Subbag Tata Usaha Kemenag Lampung Timur, yang turut memberikan pemahaman mendalam tentang sembilan nilai utama moderasi beragama. Keduanya menekankan bahwa nilai seperti adil, toleran, seimbang, dan cinta tanah air harus menjadi napas kehidupan berbangsa dan beragama.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Solihin Panji yang mewakili Kepala Kantor Kemenag Lampung Timur. Turut hadir Camat Labuhan Ratu, unsur Forkopimcam, dan Kepala Desa Rajabasa Lama, yang menunjukkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mendukung budaya toleransi.

Sebagai bentuk peneguhan semangat keberagaman, kegiatan ditutup dengan doa lintas agama yang dipimpin secara bergantian oleh perwakilan lima agama: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, dan Buddha.

Melalui peran aktif para narasumber, khususnya Solihin Panji, kegiatan ini tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga ruang pembelajaran tentang bagaimana merawat kebinekaan dengan pendekatan yang damai dan membangun. ***(NL)

Share | | | |