Daerah
Ka KUA Bengkalis Sampaikan Materi Bimbingan Pranikah Remaja di SMAN 1 Bantan
20 Jun 2025 |
3 |
Penulis : Biro Humas APRI Riau|
Publisher : Biro Humas APRI Riau
Bengkalis (Humas), Kepala
Kantor Urusan Agama (Ka.KUA) Kecamatan Bengkalis, Suhardi, S.Ag, turut ambil
bagian sebagai narasumber dalam kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS)
yang diselenggarakan oleh Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Bengkalis. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis
pagi, 19 Juni 2025, pukul 08.00 hingga 10.00 WIB di SMAN 1 Bantan.
Kegiatan BRUS yang mengangkat tema "Jauhi
Pergaulan Bebas dan Nikah Usia Dini, Masa Depan adalah Misteri tapi Anda Bisa
Mengaturnya Hari Ini" dibuka secara resmi oleh Kasi Bimas Islam Kemenag
Bengkalis, H. Khairul Nizan, S.Pd., MA.
Dalam sambutannya, H. Khairul Nizan menyampaikan
bahwa kegiatan ini merupakan satu-satunya kegiatan BRUS yang dilaksanakan di
tahun 2025, dan pelaksanaannya dipusatkan di SMAN 1 Bantan. Ia menegaskan
pentingnya kegiatan ini dalam menekan angka pernikahan usia dini yang terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
“Banyak kasus pernikahan dini yang terjadi akibat
married by accident dan pengaruh media digital yang dapat diakses dengan mudah,
bahkan dari dalam kamar pribadi anak-anak. Melalui kegiatan BRUS ini, kami
berharap dapat memberikan pemahaman serta membentengi remaja dari pergaulan
bebas dan pernikahan dini yang merugikan masa depan mereka,” ujar Khairul Nizan.
Hadir dalam kegiatan ini, Kepala SMAN 1 Bantan,
Marzul, S.Pd., Kepala KUA Kecamatan Bantan, H. Nasuha, S.Ag., staf Bimas Islam,
para penyuluh agama Islam, serta staf KUA Kecamatan Bantan. Kegiatan diikuti
oleh 98 siswa-siswi SMAN 1 Bantan.
Dalam sesi pertama, Suhardi, S.Ag menyampaikan
materi bertema “Remaja yang Sehat”. Ia menekankan pentingnya membangun
kesadaran sejak dini untuk menjaga kesehatan jasmani, rohani, dan spiritual.
“Remaja yang sehat adalah remaja yang memiliki
potensi besar untuk berbuat ke arah positif. Namun seringkali mereka belum
mampu memahami dan mengembangkan potensi tersebut karena masih labil secara
emosional, mudah terpengaruh lingkungan, serta belum mampu mengendalikan diri,
sehingga rawan terjebak pada pergaulan bebas dan pernikahan usia dini,” papar
Suhardi.
Share
|
|
|
|