JUJUR DAN KESEHATAN MENTAL
Oleh.Usep Soleh Qodarudin
(Kepala Kua Air Hitam)
Sudah semestinya secara otomatis Sifat kejujuran ini diimplementasikan dalam segala aspek kehidupan, karena kejujuran
bagian dari akhlak mulia.Jujur Juga merupakan salah satu ciri kesehatan mental spiritual
seseorang yang mengindikasikan bahwa sensor
motoric jiwanya dalam keadaan sehat dan stabil ,kejujuran ini tersirat dan terbungkus rapi dalam hati Nurani seseorang sebagaimana nabi memperingatkan kepada kita:
اَلاَ وَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً
اِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ
كُلُّهُ اَلاَ
(وَهِيَ الْقَلْبُ (رواه البخارى
“
Ketahuilah, didalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging
itu baik,baiklah tubuh seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh
seluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah qalbu
(hati)” (H.R. Bukhari).
Kejujuran harus diterapkan dalam segala hal baik perdagangan, perpolitikan maupun sebagai
pejabat atau pemimpin tertinggi dan yang lain. Kejujuran akan menghantarkan
seseorang untuk meraih derajat dan kehormatan yang tinggi baik di mata Allah
SWT maupun di mata sesama manusia.
Kejujuran akan menghantarkan
seseorang meraih surga yang penuh dengan kenikmatan serta menjadikan kenyamanan
hidup seseorang yang senantiasa penuh
dengan keridhoan Allah SWT.
Sifat jujur telah diterangkan Allah
SWT dalam Alquran di antaranya adalah di surat At-Taubah ayat 119:
“Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama orang-orang yang
benar.”
Juga di dalam Surat Al-Ahzab ayat 24
:
لِّيَجْزِيَ اللّٰهُ الصّٰدِقِيْنَ
بِصِدْقِهِمْ ....
“Agar Allah memberikan balasan
kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya.”
Dalam ayat di atas Allah telah
memberikan statement bahwa orang beriman dan kebenaran ( kejujuran ) merupakan
dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
Orang yang beriman dengan sempurna
akan selalu menjunjung tinggi kebenaran atau kejujuran. Kejujuran akan
mendapatkan balasan berbagai macam kebaikan dari Allah SWT.
Sebaliknya orang yang imannya tidak
sempurna akan cenderung pada perilaku tidak jujur dan tidak menjunjung tinggi
kebenaran yaitu bohong yang pada akhirnya akan selalu berbuat dosa.
Dosa-dosa yang selalu diperbuat akan
membawanya menuju neraka. Orang yang tidak jujur dan selalu berbohong akan
selalu berbuat kedurhakaan, durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya dan durhaka
kepada sesama manusia. Kehidupannya selalu dalam ketidakpastian,
ketidaktenangan dalam benak serta
otaknya akan memproduksi kebohongan-kebohongan baru.
Rasulullah SAW telah memetakan
kedudukan orang yang selalu berbuat jujur dan orang yang selalu berbuat bohong,
sebagaimana sabda beliau :
عَنْ اِبْنِ مَسْعُوْدِ رَضِيَ
اللّٰهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
" إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ
إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتّٰى يُكْتَبَ عِنْدَ اللّٰهِ
صِدِّيْقًا، وَإِنَ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ
يَهْدِيْ إِلٰى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتّٰى يُكْتَبَ عِنْدَ
اللّٰهِ كَذَّابًا.
Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi SAW,
bahwa beliau telah bersabda:
“Sesungguhnya jujur menunjukkan
kepada kebajikan dan kebajikan menunjukkan jalan ke surga. Sesungguhnya orang
yang jujur akan selalu melakukan kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang jujur.
Dan sesungguhnya dusta menunjukkan
kepada kedurhakaan dan kedurhakaan menunjukkan jalan ke neraka. Sesungguhnya
orang yang berdusta akan selalu melakukan kedustaan sehingga dicatat di sisi
Allah sebagai pendusta.” ( HR Bukhari dan Muslim )
Kejujuran akan selalu mengantarkan
seseorang kepada kebajikan yang pada gilirannya akan mendapatkan kehormatan
baik di sisi Allah maupun manusia. Dalam konteks kehidupan akhirat, orang jujur
akan mendapatkan derajat tinggi dalam surga dan mendapatkan berbagai kenikmatan
yang ada di dalamnya.
Dalam kehidupan dunia, orang yang
berlaku jujur akan selalu mendapat apresiasi dan trust dari masyarakat. Trust
inilah yang akan menghantarkannya menuju kedudukan yang mulia dihadapan
masyarakat. Tetapi sebaliknya bagi orang yang selalu tidak jujur dan berdusta
akan menghantarkannya kepada kedurhakaan.
Dalam kehidupan akhirat tipe orang
yang semacam ini akan menjadi penghuni neraka dan di dalam kehidupn dunia, dia
tidak akan mendapat kepercayaan dari masyarakat dan dianggap sebagai orang yang
tidak dapat dipercaya.
Untuk itu mari kita sebagai Muslim
harus selalu berusaha untuk berbuat jujur meski dalam kondisi sesulit apapun
dan bahkan saat mendapatkan ancaman maupun tekanan atau kesulitan. Pada
hakikatnya di dalam kejujuran terdapat kesuksesan, keselamatan, dan kemuliaan.
Hanya orang jujur sajalah yang akan mendapat derajat yang tinggi, kebahagiaan
lahir batin dan keberhasilan yang luar biasa. Sayyidina Ali telah memberikan
sebuah untaian kata yang beliau ingat dari Rasulullah SAW :
عَنْ اَبِيْ مُحَمَّدِنِالْحَسَنِ
ابْنِ عَلِيِّ بْنِ اَبِيْ طَالِبِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا حَفِظْتُ مِنْ
رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : دَعْ مَا يَرِيْبُكَ اِلٰى
مَا لَا يَرِيْبُكَ، فَاِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَالْكَذِبَ رِيْبَةٌ.
Dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali
bin Abi Tholib berkata :”Aku hafal sebuah hadits dari Rasulullah SAW yang
menegaskan :”Tinggalkanlah apa yang meragukan dirimu, beralihlah kepada sesuatu
yang tidak meragukan dirimu.
Sesungguhnya kejujuran adalah tenang,
dan dusta adalah keraguan ( HR. At-Tirmidzi )
Hadits di atas memberikan penjelasan
bahwa orang yang jujur akan selalu meraih ketenangan yang hakiki, baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Sedangkan orang yang tidak jujur atau dusta hidupnya
akan selalu resah, tidak tenang dan selalu tidak percaya diri dalam megarungi
hidup dan kehidupan. Dia akan selalu ragu dalam melangkah untuk melakukan
segala sesuatu. Dalam melakukan sesuatu orang yang tidak jujur akan selalu
mencari jalan keluar untuk melakukan kebohongan-kebohongan yang lain.
Karena itu orang semacam ini akan
selalu dalam keraguan di setiap langkah yang akan dilakukan. Untuk itu kita
sebagai seorang Muslim harus mampu untuk meninggalkan hal-hal yang meragukan
dan beralih kepada sesuatu hal yang jelas hukumnya. Jujur dan berintegritas
akan selalu mendapatkan ketenangan sedangkan orang yang tidak jujur dan selalu
bohong akan masuk dalam ruang keraguan yang mengakibatkan hidupnya tidak
tenang.
Dari uraian singkat tentang bersikap
jujur, paling ada lima keuntungan yang bisa diperoleh yaitu 1.pertama, memperoleh
ketenangan jiwa. Kejujuran itu mententramkan.
Ketentraman jiwa akan menjadikan
hidup penuh dengan kebahagiaan. Sebaliknya dusta selalu mengusik ketenangan
jiwa yang menjadikan seseorang menjadi gelisah dan resah.
Rasulullah SAW bersabda
اَلإِثْمُ مَا حَاكَ فِيْ صَدْرِكَ
وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“Dosa adalah sesuatu yang mengganjal
dalam hatimu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya” ( HR. Muslim )
2.Kedua, memperoleh keberkahan hidup.
Kiat untuk memperoleh keberkahan hidup adalah berlaku benar dan jujur. Rasul
SAW bersabda :
اَلْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَالَمْ
يَتَفَرَّقَا، فَاِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَابُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا،
وَاِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرْكَةُ بَيْعِهِمَا.
“Penjual dan pembeli masing-masing
memiliki hak pilih ( khiyar ) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya
berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan
dalam transaksi tersebut. Sebaliknya bila keduanya berlaku dusta dan saling
menutup –nutupi, niscaya akan hilang keberkahan pada transaksi merek berdua.”
(HR Bukhari dan Muslim )
3.Ketiga, memperoleh keselamatan,
meski sikap jujur tidak disukai oleh pendusta dan bahkan berusaha untuk
mencelakakn orang yang bersikap jujur. Hakikat keselamatan adalah segala
sesuatu yang menghantarkan manusia menuju surganya Allah SWT. Rasul SAW
bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّهُ
مَعَ الْبِرِّ وَهُمَا فِيْ الْجَنَّةِ، وَاِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَاِنَّهُ مَعَ
الْفُجُوْرِ وَهُمَا فِيْ الْنَّارِ
“Wajib atasmu berlaku jujur, karena
jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari
dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan dan keduanya di neraka” ( HR. Ibnu
Hibban )
4.Keempat, tercatat sebagai ahli
kebenaran. Kita akan selalu bersama orang-orang yang benar jika kita
menjalankan prinsip kebenaran dalam kehidupan. Rasul SAW bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ
الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَالبِرُّ يَهْدِي إِلٰى الْجَنَّةِ وَمَا
يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ ،وَيَتَحرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ
اللّٰهِ صِدِّيقًا
Wajib atasmu berlaku jujur, karena
kejujuran itu membawa kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surge. Seseorang
yang selalu jujur dan memilih kejujuran akan dicatat di sisi Allah sebagai
orang yang jujur. ( HR. Bukhari )
5. Kelima, terhindar dari kemunafikan.
Salah satu ciri orang munafik adalah berdusta. Dan tentunya kita sebagai
seoarng Muslim yang taat tidak ingin digolongkan dalam kelompok semacam ini.
Wallahu
A’lam Bishshawab.(Humas/Usq)