Tasawuf sebagai Jalan Pencerahan: Merawat Spiritualitas di Tengah Modernitas
Oleh : [H. Kasbolah, M. Pd.]
Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern yang sering kali mengikis nilai-nilai spiritual, tasawuf hadir sebagai oase yang menyejukkan jiwa. Tasawuf, sebagai jalan spiritual Islam, menawarkan pendekatan mendalam terhadap keimanan, dengan fokus pada penyucian hati, kedekatan dengan Allah, dan pengamalan dzikir yang tulus.
Kajian kitab Miftahul Mannan fii Thariqah wal Haqiqah, sebagaimana diuraikan oleh Gus Muhammad Farkhi Asna, menggambarkan pentingnya tasawuf sebagai penyeimbang antara ilmu lahir dan batin. Kitab ini mengupas thariqah (jalan spiritual) dan hakikat (esensi keimanan), dengan menekankan keutamaan dzikir seperti Laa ilaha illallah dan kalimat 'Hu', sebagai cara mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. (NU online, 2023)
Menghidupkan Warisan Ulama
Tasawuf tak hanya berakar pada tradisi spiritual, tetapi juga menjadi tonggak untuk melestarikan warisan keilmuan ulama Nusantara. Kitab Miftahul Mannan, yang ditulis oleh Syeikh Abdul Mannan Al Tarmasi dan diteruskan oleh murid-muridnya, termasuk Mbah Sholeh Tambakagung dan Kiai Abdurrahman Padangan, adalah bukti nyata bahwa Islam di Nusantara memiliki tradisi keilmuan mendalam yang relevan hingga kini.
Relevansi Tasawuf di Era Modern
Dalam dunia yang didominasi materialisme, tasawuf menawarkan solusi dengan mengarahkan manusia kepada inti keberadaan: penghambaan kepada Allah. Pengajaran dzikir, muhasabah (introspeksi), dan tawakal, sebagaimana diajarkan dalam tasawuf, menjadi tameng dari kegelisahan jiwa akibat tekanan hidup modern.
Sebagai santri saya percaya bahwa tasawuf adalah jalan pencerahan yang tidak hanya menyejukkan hati tetapi juga membangun harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan tasawuf, kita belajar untuk hidup sederhana, menjaga hubungan dengan Allah, dan menciptakan kedamaian di dunia yang semakin kompleks ini.
Semoga semangat tasawuf yang terpatri dalam kitab Miftahul Mannan terus menjadi cahaya pemandu bagi umat manusia.