“SAH
“
Oleh
: Syafran Lubis
Fauzan
mengenakan jas gelap berselempang melati, berkopiah hitam, bersarung warna
hijau muda. Menuju rumah Azizah, sang calon istri. Calon mempelai wanita yang
beralamat di desa Bandar Agung kecamatan Bandar Sribhawono. Serasi dengan iring
iringan yang mengikutinya di belakang, para keluarga besarnya pun mengenakan baju
yang sama motifnya, Sang pangeran ini berjalan dengan pelan pelan , langkahnya
diatur oleh arahan fotografer agar setiap momen tidak terlewatkan dari jepretannya.
Music instrument menggema di cakrawala mengiringi langkah calon mempelai laki
laki itu. Fauzan terus mengerak gerakkan bibinya, senantiasa membaca sesuatu
seolah olah sebentar lagi akan ditasmik oleh penguji tahfizhnya.
“
para hadirin….. mari kita sambut sang mempelai laki laki yang sudah bersiap di
depan karpet merah “ terdengar kata kata Mc, semua matapun tertuju ke mempelai laki
laki, fauzan dikawal oleh kedua orang atuanya, langkah mereka pun diarahkan ke
kursi paling depan sebelum di arahkan ke meja prosesi akad nikah. Setelah duduk,
ia menatap sekelilingnya, mulutnya masih saja komat kamit, mempelai perempuan
belum juga kelihatan.
Acarapun
dimulai,sambutan dan penyerahan mempelai laki laki oleh perwakilan keluarga
fauzan berjalan dengan baik, Setelah mengucapkan terima kasih atas sambutan
keluarga besar bapak henri
“
Sekali lagi terima kasih banyak kami haturkan kepada kaluarga besar bapak
hendri atas sambutan dan suguhan hidangan makanan, kami merasa terhormat akan sambutan
yang kami terima,” kata perwkilan bapak Andi “ selanjtnya saya mewakili
keluarga bapak Andi meminta maaf atas kedatangan kami ini, jika merepotkan,
banyak dari kami yang ikut mengantarkan mempelai laki laki ini yaitu fauzan bin
Andi “ lanjutnya “ tapi lebih banyak lagi yang tidak ikut,” kata laki laki separoh
baya itu, yang mewakili bapak Andi “ sesuai kesepakantan kita beberapa hari
yang lalu,” lanjutnya lagi “ bahwa pada hari ini kita akan mengakad nikahkan
putra puti kita,… maka dengan ucapan bismillahir rohmanir rohiim , mempelai
laki laki yang bernama fauzan bin Andi kami serahkan ke keluarga besar bapak
hendri untuk segera di akad nikahkan dengann puti bapak hendri yang bernama Utari
dengan syariat agama islam, dan Alhamdu
lillah telah hadir penghulu dari Kantor Urusan Agama kecamatan Bandar Sribhawono
di tengah tengah kita untuk meminpin acara prosedsi akad nikah keduanya, satu
hal yang perlu kami sampaikan kepada bapak hendri sekeluarga besar bahwa
pengantin laki laki ini statusnya adalah bujang belum tau apa apa tentang
pernikahan, jadi masih ‘jejaka tong tong” , ucapnya. Para pun sedikit mulai
gaduh sambil lempar senyum, ada yang hanya tertawa kecil, ada yang tersenyum
lebar dan ada juga yang hanya menarik panjang sudut bibirnya , Sementara bibir
fauzan masih saja komat kamit mengahapalkan kalimat mantra mengingat ingat
setiap detil dari apa yang ia pelajari sebelumnya tentang kalimat qobul,
seorang calon suami yang kan menerima ijab dari wali nikah atau wakil wali
nikah
Tak
kalah seru dengan sambutan penyerahan mempelai laki laki, sambutan penerimaan dari mempelai wanita pun berjalan
dengan baik, setelah puja puji, dan solawat kepada baginda rasul wakil keluarga
bapak hendri melanjutkan sambutan peneriamaannya
“
Tadi terdengar bahwa kami repot dengan kedatangan keluarga yang banyak .. “
ucapnya “ kami bangga pak bisa melayani tamu kami dengan baik, kami akan kecewa
jika apa yang kami persiapkan ini untuk tamu, dan tamunya tidak datang,”
lanjutnya “dan kami pun minta maaf jika
dari penyambutan dan penyuguhan makan ala kadarnya sampai ke penempatn tempat
duduk ada yang tidak sesuai maka kami atas nama keluarga bapak Hendri mohon
maaf, selanjutnya mempelai laki laki atas nama Fauzan bin Andi yang telah di
serahkan tadi ke keluarga kami, kami terima dengan mengucapkan Alhamdu
lillahi robbil alamin dengan tangan terbuka dan insya Allah akan kami
nikahkan sebentar lagi dengan Utari binti Hendri,” lanjtny lagi “ seperti
mempelai laki laki tadi pak andi, kalau pengantin laki laki jejaka tong tong
maka mempelai wanita juga perawan ting ting “ tandasnya . Suara gaduh mulai
lagi terdengar dari halayak, ada yang sambil tertawa kecil ada yang tersenyum
dan sebagian menarik sudut bibirnya “ seperti berbalas pantun ya.. kata yang satu, “hehe .. gak mau kalah” celetuk yang
lain sesekali masih terlihat komat kamit
bibir fauzan
Tiba
di meja prosesi, Fauzan duduk dengan mantap di depan wali, bapak Hendri, pak penghulu
Syafran Lubis duduk di sebekah kanan pak wali “para hadirin…..” terdengar mengalahkan suara
suara yang ada “sejenak mari kita layangkan pandangan kita pada mempelai wanita
nan anggun cantik rupawan” sambil di iringi alunan instrument yang volumenya
mengecil sejenak. Utari pun berjalan pelan pelan dengan gaun pengantin yang
serba putih menuju meja prosesi akad nikah
dan duduk persis di samping kiri Fauzan, mempelai laki laki. Setelah
posisinya mantap di kursi, seorang wanita paruh baya dari pihak mempelai wanita
merangkulkan kain yang dipakai Utari sebagai
penutup mahkotanya kekopiah hitamnya fauzan, sambil menekan sedikit lebih keras
dengan peniti, wanita itupun memastikan kain tersebut tidak akan melorot .
Pak
penghulu mulai membuka berkas nikah dari kedua mempalai ini dan memulai acara
pencatatan pernikahan tersebut
“
Assalamu Alaikum Warohmatullohi Wa Barokatuh,” salam pak penghulu mulai
membuka acara akad nikah, setelah muqoddimah, pak ppenghulu melanjutkan “ pernikahan yang terjadi di desa jika
dilaporkan ke kantor kami, maka itu biasanya pernikahan yang sudah mendapat
persetujuan dari kedua keluarga besar mempelai peremapuan dan keluarga mempelai
laki laki, jika pernikahan itu tidak dilaporkan, biasanya masih ada pihak pihak
yang belum berkenan dalam pernikahan itu “ lanjut penghulu , bibir mempelai
laki laki mulai tidak komat kamit lagi..” telah kita dengarkan tadi keluarga
pak Andi telah menyerahkan anak laki laiknya yang bernama Fauzan ke kaluarga
bapak Hendri dan alhmaduliilah
telah di terima “ lanjutnya “ selanjutnya adalah tugas kami penghulu, memeriksa
berkas yang dilaporkan ke kantor kami, jika mempelai laki laki ini tidak
diterima, maka tugas kami tidak ada jadinya” tegas pak penghulu
Pak
penghulu kemudian membacakan biodata kedua mempelai dan walinya secara detail,
serta dua orang saksinya , tidak ada yang menyela dari apa yang dibacakan oleh
pak penghulu itu “ dua saksi yang saya
sebutkan ini nanti yang kan mensahkan proses akad nikah ini bukan yang lain “
jelas penghulu mengingatkan , biasanya banyak dari acara akad nikah , yang
mengamati perosesi akad nikah mengucapkan “sah” serempak sesaat acara ijab qobul
pernikahan terlaksana “ lanjutnya mempertegas .
Setelah
selesai tugas pak penghulu , iapun menyerahkannya kepada bapak hendri sebgai
wali nikah “ di nikahkan sendiri kan pak .. ?” , “ insyaallah “ kata pak wali
menjawab pertanyaan dari penghulu , tak terpikir oleh fauzan bahwa yang akan
bertindak sebagai wali adalah ayah kandung dari calon istrinya , bapak hendri.
Ia melihat pak hendri sesaat lalu ia mengalihkan pandangannya kembali.
“
dah siap mas fauzan “ Tanya penghulu..
“siap
pak “ jawab mempelai laki laki dengan
penuh yakin
“
kita langsung atau coba dulu “ Tanya penghulu lagi.
“
langsung aja pak “ jawabnya.. lagi lagi dengan keyakinan penuh
“
oke .. siap pak wali , “ kata pak penghulu kepada pak Hendri sambil menatapnya
“
, siap pak “ jawabnya
“
pak saksi dua duanya “ lanjut penghulu
“
siap pak ” kata pak eko,
“
siap “ sambung pak edi . pak penghulu pun
membacakan khutbah dan “ pak wali salaman “ ucapnya , kemudian wali
menyodorkan tangannnya dan disambut oleh
mempelai laki laki
“
dimuali pak” kata penghulu setelah pak
wali membaca basmalah dan syahadatain
“
ya. Fauzan bin Andi..”, ucap pak wali
“ya
saya” ,jawab fauzan dengan semangat
“
Saya nikahkan engkau dengan anak kandungku , Utari dengan membayar mas kawin uang satu juta
rupiah “ pak wali melanjtkan
“
Sah” kata fauzan tanpa sadar dengan
penuh semangat , tawa orang orang yang menonton prosesi akad nikah itupun pecah,
suara gaduh pun langsung memenuhi seputaran akad nikah itu. Sesaat Fauzan sadar
apa yang di ucapkannya, salah fauzan pun menarik tangan dari calon mertuanya .
mukanya pun menjadi merah pak wali ikut tersenyum.
“Hihihi…
“ tawa kecil Utari terdengar jelas di kuping Fauzan, kedua saksi terlihat
kaget sambil menarik bibinya, gigi
ompong pak eko pun terlihat.
“
tenang, tenang “ kata pak penghulu meredam suara suara gaduh yang ada” ucapan
qobul itu “ bukan sah, “ lanjut pak penghulu “tapi, saya terima nikahnya Utari binti
Hendri dengan maskawin satu juta rupiah “ tegas pak penghulu… suara rame yang
ada mulai berkurang .. “ iiya pak saya lupa, hapalan saya ilang” kata manten
laki laki , dari tadi saya sudah hapal terus.. tapi lupa pak … sampe disini “
katanya sambil menahan malu…
Setelah
beberapa saat akad nikah pun dimulai lagi dan kali ini qobul yang di ucapkan Fauzan sesuai dengan ijab yang di ucapkan pak hendri
dan kedua mempelai inipun sah menjadi menjadi suami istri. Di sudut meja di
kursi paling pojok terdengar bu ani berceloteh “ ternyata hapalan yang udak
ngelotok tidak menjamin lancar di meja akad nikah “
Barokallohu
lakuma wa jama’a bainakuma fi khoir