Asa Tak Terpadamkan: Perjuangan
Honorer KUA Sekampung Udik Menuju PPPK Kementerian Agama 2024
Di sebuah kantor kecil di Kecamatan Sekampung
Udik, Kabupaten Lampung Timur, lima sosok yang sudah lama mengabdi sebagai
tenaga honorer kini menyimpan harapan besar. Mereka adalah empat Penyuluh Agama
Honorer (PAH) atau Penyuluh Agama Islam (PAI) Non PNS — Yusuf, S.Pd.I; Ibrahim
Muher, S.Hi; Arrahmatan, M.Pd; dan Ahmad Kasiman — serta satu orang staf KUA,
Ayu Puji Rahayu, yang berperan sebagai Pramubhakti. Dengan berbagai latar
belakang pendidikan dan pengalaman, mereka tak hanya berperan dalam kegiatan administrasi,
tetapi juga berupaya membimbing masyarakat melalui nilai-nilai agama.
Masa pengabdian mereka tak bisa dibilang singkat.
Yusuf dan Ayu Puji Rahayu telah melintasi waktu selama 18 tahun dalam pekerjaan
ini. Ibrahim, Arrahmatan, dan Ahmad pun tak jauh berbeda, telah lebih dari satu
dekade mengabdikan diri meski hanya dengan status honorer. Dalam rentang waktu
yang panjang itu, kesabaran, keuletan, dan dedikasi telah menjadi landasan bagi
mereka untuk bertahan. Bagi mereka, tugas ini bukan sekadar pekerjaan,
melainkan sebuah pengabdian yang tulus.

Meski bekerja dalam keterbatasan, mereka berusaha
memberikan pelayanan terbaik. Yusuf sering kali terjun ke lapangan, mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya memahami agama dengan baik. Ibrahim dan Arrahmatan
juga tidak lelah menjadi perantara masyarakat dalam menyampaikan ajaran-ajaran
Islam, dengan harapan mampu memperkuat ukhuwah dan moderasi di tengah
perbedaan. Sementara itu, Ayu Puji Rahayu yang tak kalah penting, menjalankan
tugasnya dengan disiplin dan kesabaran di balik meja administrasi, melayani
keperluan masyarakat dan melengkapi dokumen pernikahan hingga akhir.
Tahun 2024 menjadi harapan terbesar bagi mereka
berlima. Status sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bukan
hanya simbol pengakuan atas jasa mereka, tapi juga bentuk apresiasi yang
setimpal atas dedikasi panjang yang telah mereka berikan. Setiap harinya, doa
dan harapan tak henti terucap agar kesempatan ini dapat menjadi kenyataan, agar
kerja keras selama ini berbuah manis dan membuka lembaran baru yang lebih
cerah.

Bagi Yusuf, Ibrahim, Arrahmatan, Ahmad, dan Ayu,
tahun ini mungkin adalah kesempatan terakhir mereka untuk bisa menjadi bagian
dari keluarga besar Kementerian Agama secara resmi. Harapan mereka sederhana,
agar pemerintah bisa melihat dan mengakui betapa pentingnya peran mereka di
tengah masyarakat. Di balik keheningan doa dan kesibukan harian, mereka menanti
kabar baik dengan penuh harap, semoga 2024 menjadi tahun penuh berkah dan
menjadi sejarah yang indah bagi mereka yang telah lama berjuang di jalur
pengabdian ini.
(Tim Humas PC ARI Lamtim)