Rejang Lebong (Humas) --- Majelis Ta’lim se- Kecamatan Selupu Rejang mengadakan Tablig Akbar,
Jum’at (18/10/2024) di masjid Nurul Iman Desa Suban Ayam. Turut hadir
dalam kegiatan ini Camat Kec. Selupu Rejang, Kades, Perangkat Agama,
tokoh masyarakat, serta masyarakat Se-kecamatan Selupu Rejang.
“Kegiatan Tabligh akbar ini merupakan kegiatan rutin bulanan
kecamatan selupu rejang. Kita berharap dengan kegiatan ini mampu
menjadikan masyarakat selupu rejang yang mengerti serta mengamalkan
ajaran Islam dalam kesehariannya, sehingga lahirlah masyarakat selupu
rejang yang berakhalkul karimah, bukankah muara setiap ibadah itu
adalah semakin baiknya akhlak?” tutup camat dengan sebuah pertanyaan
sebagai penegasan akan pentingnya ilmu dan amal bagi setiap muslim.
Dalam kegiatan tabligh akbar kali ini, hadir sebagai penceramah
Penghulu Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Selupu Rejang Yukran
Domesti, S.Th.I. Dalam ceramahnya Ustadz Yukran Domesti mengajak ummat
Islam untuk berkasih sayang dan saling menghargai antara sesama Muslim,
bukan sebaliknya menunjukkan muka masam serta sikap menghina ketika
terjadi perbedaan pendapat dalam pemahaman keislaman. Selanjutnya Yukran
Domesti mengutip Q.S. al-Fath[29]:29 di mana Allah SWT menggabarkan
karakteristik Ummat Muhammad SAW:
“Pertama, Keras terhadap orang kafir. Bukan berarti ummat Islam
harus menghina dan menyerang orang kafir secara membabi buta, tapi
maksudnya adalah ummat Islam harus memiki Komitmen yang kuat terhadap
keislamannya, tidak mudah terbujuk rayu oleh orang-orang kafir (lihat
Q.S al-Kâfirûn[109]: 1-6),
Kedua, berkasih sayang terhadap sesama muslim, bukan saling
memusuhi dan merendahkan meskipun dalam perbedaan (selagi bukan dalam
perkara pokok),
Ketiga, ummat Islam adalah ummat yang ruku’ dan sujudnya dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT,
Keempat, terlihat bekas sujud pada wajahnya, bukuankan ketika
sujud kita meletakkan kepala (symbol kehormatan) sama rata dengan kaki?
Artinya ummat Islma itu adalah ummat yang tawadhu (rendah hati),
sehingga akan tampak pada wajahnya kehangatan, bukan ekspresi menghina
dan merendahkan, meskipun dalam perbedaan pemahaman.” Tegas laki-laki
Kelahiran Benteng 34 tahun silam ini.
Selama kegiatan ini berlangsung terlihat masyarakat sangat
antusias memperhatikan penyampaian Ustadz yukran Domesti, yang
sekali-kali menyelingi ceramahnya dengan canda, sehingga membuat acara
semakin menarik.