Penghulu Jadi Garda Depan: Edukasi Perkawinan untuk Turunkan Angka Perceraian
Daerah

Penghulu Jadi Garda Depan: Edukasi Perkawinan untuk Turunkan Angka Perceraian

  15 Jan 2025 |   61 |   Penulis : PC APRI Lampung Timur|   Publisher : Biro Humas APRI Lampung

Lampung Timur (Humas) – Tingginya angka perceraian di Indonesia menjadi perhatian serius Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Sebagai tindak lanjut, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lampung Timur, H. Indrajaya, S.Ag., M.A.P., menginstruksikan para penghulu di wilayahnya untuk aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pernikahan sebagai langkah preventif.

Instruksi ini sejalan dengan arahan Menag Nasaruddin Umar dalam pelatihan “Komunikasi dan Konseling untuk Penghulu Berbasis AI TalentDNA” yang diadakan di Jakarta pada 13-14 Januari 2025. Dalam kesempatan itu, Menag menegaskan bahwa peran penghulu tidak hanya sebatas mencatat pernikahan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang mampu memberikan bimbingan dan konseling.

“Penghulu itu harus bisa mengedukasi masyarakat tentang arti penting pernikahan. Komunikasi yang efektif, ditunjang teknologi seperti AI, bisa menjadi modal untuk membantu menekan angka perceraian,” ujar Menag Nasaruddin, Selasa (14/1/2025).

Menurut data Kemenag, 60% perceraian di Indonesia terjadi pada pasangan dengan usia pernikahan di bawah lima tahun. Hal ini berdampak langsung pada perempuan dan anak, sehingga menjadi isu sosial yang mendesak untuk diatasi. “Penghulu dan penyuluh harus lebih aktif memberikan edukasi dan konseling di wilayah masing-masing,” tegas Menag.

Sementara itu, Direktur Bina KUA dan Keluarga Kemenag, Cecep Khairul Anwar, menyebut pelatihan ini sebagai langkah awal menuju pendekatan bimbingan perkawinan (bimwin) yang lebih baik. “Kami berharap semua penghulu dapat dibekali kemampuan yang lebih komprehensif untuk mendukung program ini,” katanya.

Pelatihan ini memperkenalkan metode AI TalentDNA, sebuah teknologi berbasis analisis perilaku dan pola pikir yang membantu penghulu memberikan konseling lebih personal dan efektif. Founder ESQ Leadership Center dan UAG University, Ary Ginanjar Agustian, menekankan pentingnya toleransi dan harmonisasi yang dimulai dari keluarga. “Keluarga harmonis adalah fondasi peradaban yang toleran. Kompetensi penghulu dalam mendukung hal ini sangat krusial,” ujarnya.

Ary juga menguraikan lima instrumen pelatihan, yaitu Public Speaking, Neurolinguistik, Aplikasi TalentDNA, ESQ Coaching, dan AI Talent Management, sebagai pilar peningkatan kompetensi penghulu. “Ini adalah kontribusi nyata UAG University melalui implementasi Tridharma Perguruan Tinggi untuk membangun kapasitas masyarakat,” tambah Ary.

Saat ini, terdapat 9.333 penghulu di Indonesia, terdiri dari 8.661 berstatus PNS dan 672 PPPK. Dengan pelatihan berbasis AI, mereka diharapkan dapat lebih efektif dalam mendampingi masyarakat, terutama pasangan muda, untuk membangun pernikahan yang kokoh dan harmonis.

Kami sangat optimis juga sekiranya , kolaborasi teknologi dan komunikasi akan membawa dampak besar bagi penurunan angka perceraian di Indonesia,” secara khususnya di Lampung Timur dan skup lebih luas penurunan Nasional" ungkap Indrajaya.

Penulis : (H. Kas)

 

Share | | | |